Pikul Bayar

Disway--Disway

Berarti kata ''liong'' juga tidak tepat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai ''naga''.

Mungkin seperti kata ''amuk'' dalam bahasa Jawa. Tidak dikenal dalam term bahasa Inggris. Maka ''amuk'' dalam bahasa Inggris menjadi ''amok''.

BACA JUGA:Gunung Padang, Warisan Megalitikum di Indonesia, Benarkah Lebih Tua dari Piramida Giza?

Agar bisa sekalian berolah raga maka saya putuskan: ketika liong lagi in action, saya tetap lari-lari kecil di tempat. Sambil dua tangan tetap memegang penarik tandu berisi abu kelenteng Tay Kak Sie.

Berhasil. Bisa sedikit berkeringat. Sejak itu, sejak arak-arakan masih di Jalan Wotgandul, saya putuskan untuk menarik tandu dengan lari kecil. Bukan jalan kaki.

Anggap saja ini Green Force Run sejauh lima kilometer seperti yang saya ikuti di Surabaya sebulan sebelumnya.

Di Jalan Wotgandul ini banyak kuliner. Masih disambung sampai ke Jalan Cemawis. Kopi Dharma yang legendaris itu ada di Jalan ini.

BACA JUGA:Fenomena Batu Tapak Harimau di Situs Gunung Padang, Misteri Alam atau Jejak Sejarah?

Kenapa arak-arakan ulang tahun kedatangan Cheng Ho dilakukan dari Kelenteng Besar Tay Kak Sie di Jalan Lombok ke Kelenteng Agung Sam Poo Kong?

Dua kelenteng itu punya hubungan khusus. Kelenteng Tay Kak Sie awalnya dibangun sebagai protes. warga Tionghoa Semarang marah atas putusan di zaman Belanda bahwa untuk masuk ke Sam Poo Kong harus membayar.

Maka mereka membangun kelenteng sendiri di Jalan Lombok. Dibuatlah dewa baru Cheng Ho. Didatangkan dari Tiongkok. Lebih 200 tahun lalu.

Ketika keadaan sudah berubah jadilah ada dua kelenteng yang sama-sama memuja dewa Cheng Ho. Mereka pun meyakini yang lebih ''sakti'' adalah kelenteng Sam Poo Kong. Maka agar kesaktian dua kelenteng itu setara, dewa Cheng Ho yang di Jalan Lombok harus dibawa ke Sam Poo Kong. Setahun sekali. Istilah mereka untuk dilakukan ''charging spiritual'' di situ.

BACA JUGA:Kuliner Bengkulu, Warisan Budaya yang Menghadirkan Kenikmatan Tiada Tara!

Sepanjang lebih lima kilometer perjalanan arak-arakan ini banyak yang menawari saya minum. Mungkin mereka melihat kok saya lari kecil terus. Juga ditawari bakpao. Atau kue lainnya. Beberapa produk memang membagikan makanan-minuman secara gratis. Saya bertekad: baru akan minum air putih saja setiba di Sam Poo Kong.

Matahari mulai tinggi. Udara mulai panas. Keringat bercucuran. Halaman Sam Poo Kong padat manusia. Juga padat dewa-dewa yang dipikul di tandu. Sambil terus digoyang-goyangkan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan