Antara Mitos dan Realitas, Pengalaman Mistis di Puncak Trikora!
Antara Mitos dan Realitas, Pengalaman Mistis di Puncak Trikora!--
KORANPAGARALAMPOS.CO - Gunung Puncak Trikora, yang menjulang tinggi di Papua dengan ketinggian sekitar 4.750 meter di atas permukaan laut, bukan hanya menawarkan panorama alam yang luar biasa, tetapi juga menyimpan berbagai kisah mistis yang menarik perhatian pendaki dan masyarakat setempat.
Sebagai salah satu puncak tertinggi di Indonesia, Trikora tidak hanya menjadi tujuan bagi para pendaki yang haus akan tantangan, tetapi juga bagi mereka yang ingin merasakan sensasi petualangan mistis di tanah Papua.
Puncak Trikora pertama kali dinamakan Wilhelmina Peak pada masa penjajahan Belanda, sebagai penghormatan kepada Ratu Wilhelmina. Namun, setelah kemerdekaan Indonesia, puncak ini diganti namanya menjadi Puncak Trikora.
Di balik namanya yang megah, gunung ini menyimpan banyak cerita yang telah diturunkan dari generasi ke generasi oleh masyarakat setempat.
BACA JUGA:Menjelajahi Keindahan dan Mitos Gunung Selamet, Simak Ada Apa Saja
Kisah Mistis yang Mengelilingi Puncak Trikora
Penampakan Sosok Misterius
Salah satu kisah yang paling terkenal adalah penampakan sosok misterius yang sering kali dilihat oleh para pendaki. Sosok ini digambarkan sebagai pria tua dengan pakaian adat Papua, yang muncul tiba-tiba di tengah kabut tebal.
Menurut cerita, sosok ini adalah roh penjaga gunung yang bertugas melindungi kawasan Trikora dari kerusakan dan gangguan manusia.
Banyak pendaki yang mengaku melihat sosok ini menghilang begitu saja di tengah hutan atau di puncak gunung, memberikan kesan bahwa mereka tidak diinginkan di sana.
Suara-suara Aneh di Malam Hari
Malam di Gunung Trikora juga dikenal sebagai waktu di mana suara-suara aneh sering terdengar. Suara-suara ini berupa bisikan, langkah kaki yang berat, atau bahkan suara gonggongan anjing padahal tidak ada hewan di sekitar.
Masyarakat setempat percaya bahwa suara-suara ini adalah ulah dari roh-roh penunggu gunung yang sedang berkomunikasi satu sama lain atau berusaha menakut-nakuti pendaki yang mendirikan tenda di sana.
BACA JUGA:Misteri Gunung Sumbing: Jejak di Kabut Malam dan Larangan Melihat ke Belakang