Banyak yang Nggak Tau, Ini Misteri Situs Megalitikum Gunung Padang Yang Hebohkan Dunia, Arkeolog Jelaskan Beg
Banyak yang Nggak Tau, Ini Misteri Situs Megalitikum Gunung Padang Yang Hebohkan Dunia, Arkeolog Jelaskan Beg--
“Sebenarnya, kami sebagai ilmuwan sudah bisa melihat potensi luas Gunung Padang. Tapi adanya pengupasan ini memberikan visual yang sangat jelas kepada masyarakat tentang bentuk dan luas situs ini,” ujar Ali.
BACA JUGA:Kapten timnas U-19 Indonesia, Dony Tri Pamungkas Pemain Terbaik ASEAN Cup U-19 2024
Temuan baru dari pengupasan ini tidak hanya mencakup aspek struktural situs, tetapi juga informasi mengenai flora dan fauna di Gunung Padang.
Penelitian geoekologi mengungkapkan bahwa pepohonan yang tumbuh di terasering Gunung Padang bukanlah jenis primer.
Sejak tahun 1970-an, manusia sudah mulai menjamah tanah di situs ini, menyebabkan sebagian besar vegetasi yang ada saat ini merupakan hasil garapan manusia, bukan hutan alami.
"Walaupun kondisi tanah di Gunung Padang lembab, hampir semua tumbuhan di situs ini merupakan tanaman yang digarap oleh manusia. Dari sudut pandang geologi, tanah di Gunung Padang bukanlah hutan alami," jelas Ali.
BACA JUGA:Eksplorasi Gunung Dempo: Jalur Pendakian dan Keajaiban Alamnya
Temuan ini menunjukkan bahwa Gunung Padang memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, dengan interaksi manusia yang signifikan sepanjang waktu.
Namun, meski banyak kemajuan dalam penelitian Gunung Padang, masih ada beberapa misteri yang belum terpecahkan.
Salah satunya adalah usia struktur yang ditemukan di lereng timur pada Februari 2013.
Struktur batu yang ditemukan oleh TTRM terdiri dari batu-batu kekar tiang (columnar joint) yang dilapisi dengan semacam adonan yang disebut semen purba.
BACA JUGA:Menaklukkan Marapi: Panduan Pendakian di Gunung Api Teraktif Sumatera Barat
Usia struktur ini diperkirakan sekitar 5900 SM, namun Ali Akbar mengaku belum bisa memberikan jawaban pasti mengenai hal ini.
"Saat ini, kami masih mencari unsur karbon baru di lokasi-lokasi berbeda dari tempat penemuan karbon pertama. Jika kami menemukan karbon, usia struktur ini akan diperiksa kembali. Namun, hingga kini, kami belum berhasil menemukan karbon karena kedalaman penggalian masih mencapai 1,5 meter," ujar Ali.
Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat mengenai usia dan fungsi dari struktur-struktur yang ditemukan.