Ngejot. Tradisi Toleransi Antar Umat Beragama Masyarakat Bali
Ngejot. Tradisi Toleransi Antar Umat Beragama Masyarakat Bali--Net
KORANPAGARALAMPOS.CO - Bali mempunyai tradisi toleransi antar umat beragama.
Tradisi ini disebut Ngejot yang artinya memberi.
Tradisi ini merupakan wujud persahabatan, persahabatan dan persaudaraan.
Meski Bali mayoritas beragama Hindu, namun tradisi ini tidak hanya dipertahankan oleh umat Hindu saja.
BACA JUGA:Tradisi dan Ritual Adat Kawin Cai Masyarakat Kuningan. Seperti Ini Prosesi Perkawinanya
Bagi masyarakat Muslim Bali, tradisi Ngejot juga bertujuan untuk berhubungan dengan sesama.
Tradisi ini sebenarnya merupakan bentuk toleransi antar umat beragama di Bali.
Orang membawakan makanan untuk sanak saudara dan tetangganya, termasuk pemeluk agama lain.
Tradisi ini sering dilakukan pada hari-hari besar keagamaan seperti Galungan dan Idul Adha.
BACA JUGA:Tradisi Malam 1 Suro Bagi Masyarakat Jawa. Masih Dilestarikan Sampai Kini? Ini Faktanya!
Makanan yang disajikan bermacam-macam, termasuk berbagai jenis kue dan buah-buahan.
Tradisi ini tumbuh dan berkembang dalam keberagaman masyarakat Bali, menjadi wujud keharmonisan yang masih terjalin hingga saat ini.
Tradisi Ngejot juga untuk mengucap syukur.
Dalam upacara Yadnya, keluarga wajib membayar pengwales (pelunasan atau pembalasan) kepada anggota keluarga dan banjar yang telah memberikan pertolongan dan kebaikan (ngejot).