Negeri Tanpa Telinga: Film Tentang Skandal Politik

Negeri Tanpa Telinga: Film Tentang Skandal Politik-net.-net.

BACA JUGA:Film Masquerade: Kisah Raja Joseon yang Ditukar

Tokoh tukang pijat serta keluarganya merefleksikan kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya, yang kena dampak dari kelakuan para elit politik yang tidak adil.

Indra sempat menulis skenario yang diserahkan pada Lola Amaria sampai 7 draft saking ingin sempurnanya.

Menurut Indra, film Negeri Tanpa Telinga berisi pesan moral yang banyak, walaupun tak menyatakan bahwa film ini film anti korupsi tapi didalamnya banyak menyinggung hal ini.

“Telinga” yang dimaksud dalam film ini, dalam arti konotatif, yang berarti ditujukan pada pemerintahan yang para pejabatnya kehilangan mata batin untuk menyerap aspirasi masyarakat yang sebenarnya.

BACA JUGA:Film The Beauty Inside: Kisah Perempuan Berwajah Banyak

Akan terjebak dalam napsu dan gila kekuasaan karena tidak memiliki telinga batin yang kuat, peka dan sadar. “Tidak memiliki telinga batin berarti kesadarannya hilang.” Ujar Indra Tranggono.

Film sebagai alamat kebudayaan, seni dan saksi sejarah. Film Negeri Tanpa Telinga tak menyebutkan lokasi negara yang ada dalam cerita, ini hanya parodi yang terinspirasi dari berbagai berita dan kejadian yang ada.

Nama tokoh pun semuanya seperti nama shio dan kejadiannya tak dibuat persis karena ini adalah sebuah parodi.

Film yang mengandung estetika dan inovasi, dikembangkan sedemikian rupa menjadi film menarik dan menghibur walau tema nya berat.

BACA JUGA:Film Always: Kisah Cinta Mantan Petinju dan Seorang Gadis Buta

SINOPSIS

Adalah Naga ( Teuku Rifnu Wikana ), seorang tukang pijat yang sering dipanggil para pejabat atau tokoh lainnya untuk memijat agar hilang penat tubuh para tokoh tersebut.

Naga banyak mendengar percakapan para tokoh tersebut yang sering membahas tentang kekuasaan, seks dan segala rencana konspirasi. Tetapi Naga hanya menelan sendiri semua itu.

Chika Cemani (Jenny Zhang), salah satu anchor TV yang disia siakan pemimpin partai politik Martobat melampiaskan dendamnya dengan memberitakan segala konspirasi partai yang dipimpin oleh Piton Wangsalaba ( Ray Sahetapy )untuk membuat proyek Bukit Kahyangan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan