Lia James
Disway--Disway
BACA JUGA:Destinasi Wisata Terfavorit di Indonesia, Keindahan yang Tak Terlupakan!
Tidak jauh dari hotel Lia ada gereja kecil. Lia bertiga mampir untuk berdoa.
Di tengah perjalanan, Lia minta stempel lagi ke petugas yang ada. Sehari paling tidak harus ada dua stempel di 'paspor Camino'. Lia pun memperlihatkan paspor Camino-nyi: penuh stempel. Lima hari kali dua stempel.
Stempel itu untuk membedakan mana yang Camino beneran dan mana yang mencuri rute. Lia memilih satu etape lebih 20 km. Ada yang 22 atau 24. Agar etape terakhir tidak sampai 20 km.
Lia berusaha harus sudah sampai Katedral di Santiago sebelum pukul 12.00. Maksudnyi: agar bisa ikut misa yang jam 12.00 siang. Lewat dari itu baru bisa ikut misa yang jam 17.00. Hanya ada dua kali misa untuk umum di Katedral St James setiap hari.
BACA JUGA:Keajaiban Wisata Indonesia, 7 Destinasi dengan Pesona Tak Terlupakan!
Misa di Katedral Santiago istimewa. Ada cara pemberkatan khusus yang tidak ada di katedral lain di dunia. Itu bisa jadi semacam klimaks Camino.
Lihatlah videonya di YouTube. Tempat dupa itu sangat besar. Berat. Digantung sangat tinggi di dalam ruang besar gereja. Tempat dupa itu harus diayun-ayunkan ke kanan dan ke kiri. Agar asap dupanya bisa memenuhi seluruh ruang di gereja.
Untuk mengayunkannya kini Anda sudah tahu: pakai tali besar yang ditarik oleh enam rohaniawan Katolik. Kadang 10 orang. Dupa pun berayun. Di ketinggian. Mula-mula radius ayunnya sempit. Lama-lama melebar. Sampai mentok sisi kanan dan kiri ruang gereja.
BACA JUGA:Nope, Film Horor Fiksi Misteri di Gurun Pasir Karya Jordan Peele
Asap dupa pun mengepul lebih besar. Aroma dupa memenuhi gereja. Itu penting: bisa menutup aroma keringat berbagai bangsa yang baru menyelesaikan jalan jauh menuju Santiago.
Banyak teman saya yang bukan Muslim ingin ikut umroh. Ingin merasakan umroh itu seperti apa. Tapi kan tidak bisa. Tidak boleh.(Dahlan Iskan)