Misteri dan Sejarah Candi Brahu di Trowulan, Mojokerto, Lebih dari Sekadar Bangunan Bersejarah

Misteri dan Sejarah Candi Brahu di Trowulan, Mojokerto, Lebih dari Sekadar Bangunan Bersejarah-pagaralampos.co-

PAGARALAMPOS.CO - Candi Brahu merupakan salah satu candi yang terletak di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Majapahit.

Tepatnya, candi ini berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, atau sekitar dua kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto—Jombang.

Dari ribuan candi yang dimiliki Indonesia, Candi Borobudur atau Prambanan di Magelang, Jawa Tengah adalah yang paling terkenal.Namun, selain candi-candi tersebut, masih banyak candi lain di Indonesia yang menarik dan unik.

Salah satunya adalah Candi Brahu di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Candi Brahu merupakan salah satu candi yang terletak di kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Majapahit.

BACA JUGA:Pengen Rencana Liburan Yang Menyenangkan!Inilah 4 Rekomendasi Wisata di Bogor

Candi Brahu berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, atau sekitar dua kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto—Jombang.

Candi Brahu menarik perhatian karena beberapa kalangan meyakini bahwa candi ini lebih tua daripada candi-candi lain di sekitar Trowulan, bahkan lebih kuno daripada Kerajaan Majapahit.

Nama ‘Brahu’ yang disematkan pada candi tersebut diduga berasal dari kata ‘wanaru’ atau ‘warahu’, sebutan bangunan suci dalam Prasasti Alasantan yang juga ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.

Oleh karena itu, ‘Brahu’ dapat diartikan sebagai bangunan suci. Candi Brahu diyakini juga pernah digunakan sebagai tempat pembakaran jenazah raja-raja pada masa Mataram Kuno, terutama di bagian tengah candi yang berlubang. Namun, cerita rakyat lain mengatakan sebaliknya.

BACA JUGA:Menelusuri Wisata di Trenggalek yang Pasti Bikin Kamu Nyaman

Jenazah raja tidak dibakar di Candi Brahu, melainkan di tempat lain. Setelah dibakar, abu jenazah kemudian dibawa ke Candi Brahu untuk disucikan sebelum akhirnya dilarung.

Sayangnya, setelah diteliti ulang, tidak ditemukan bukti autentik bahwa Candi Brahu pernah digunakan sebagai tempat pembakaran mayat. Cerita yang menguatkan asumsi tersebut sebenarnya berhubungan dengan nama tempat tersebut.

Candi Brahu dianggap berasal dari kata ‘bra’ yang berarti brawijaya atau raja, dan ‘hu’ yang berarti abu. Jadi, Brahu diartikan sebagai ‘abu raja’.

Namun, ada kisah lain yang menyebutkan bahwa nama Brahu muncul saat candi ditemukan bersamaan dengan penemuan prasasti tembaga ‘Alasantan’ yang dibuat pada 861 Saka atau sekitar 9 September 939 M oleh Raja Mpu Sindok dari Kahuripan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan