Mereka ingin memisahkan diri karena dasar perbedaan agama dan ekonomi.
Adanya pergolakan itu menjadi dasar Gubernur Hindia Belanda waktu itu, Jenderal Van Der Bosch, untuk mendirikan benteng-benteng pada beberapa titik di Pulau Jawa, salah satunya di Ambarawa.
BACA JUGA:Kualifikasi Piala Dunia 2026 - Anak Ajaib Thailand Gagalkan Kemenangan Korea
BACA JUGA:Jejak Sejarah Peradaban Masyarakat Kuno di India
Waktu itu, Ambarawa dipilih sebagai titik pertahanan karena letaknya yang berada di jalur yang menghubungkan Semarang dengan pedalaman.
Jadi apabila seluruh wilayah pesisir sudah jatuh ke tangan musuh, para tentara yang mundur dapat melarikan diri dan berkumpul di kota itu dan selanjutnya melancarkan serangan balik.
4. Sempat Diguncang Gempa
Pada 1865 dan 1872, Benteng Pendem Ambarawa sempat diguncang gempa.
Karena dua peristiwa itu, konstruksi benteng menjadi tidak aman dan para prajurit harus pindah di barak yang berada di luar benteng.
Tak hanya itu, langit-langit pada lantai dua yang terlalu rendah membuat ruangan terasa pengap dan panas untuk ukuran orang Eropa.
Selain itu, adanya teknologi artileri membuat meriam bisa ditembakkan secara akurat walau dalam jarak yang jauh. Oleh karena itulah benteng itu perlahan mulai ditinggalkan.*