PAGARALAMPOS.CO - Cagar Alam Mutis, yang meliputi Gunung Mutis dan sekitarnya, merupakan kawasan terbasah di Pulau Timor, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 hingga 3.000 milimeter (mm).
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di Pulau Timor yang hanya 800 hingga 1.000 mm per tahun.
Bulan-bulan terbasah di kawasan ini berlangsung selama tujuh bulan, dari November hingga Juli, dengan seringnya hujan.
Akibatnya suhu di cagar alam dan hutan bonsai berkisar antara 14 derajat Celcius hingga 29 derajat Celcius, dengan suhu ekstrim terkadang mencapai 9 derajat Celcius.
BACA JUGA:Cerita Mistis di Balik Keindaan Yang di Suguhkan Wisata Air Terjun Bedegung
BACA JUGA:Sajian Spesial, Menjelajahi 7 Kuliner khas Ramadhan yang Mewakili Keberagaman Budaya Nusantara
Kelembaban tinggi di daerah ini telah mendukung pertumbuhan subur spesies lumut jenggot (Usnea sp.) pada bagian bonggol hingga batang tanaman ampupu di dalam hutan bonsai.
Selain itu, selimut kabut tipis senantiasa melingkupi kawasan konservasi ini, menciptakan suasana yang indah ketika sinar matahari menembus di antara kabut dan memancarkan cahaya ke batang pohon tua yang tidak melebihi 5 meter tingginya.
Kondisi ini telah menjadi daya tarik bagi masyarakat di luar Desa Fatumnasi untuk datang dan menikmati keindahan kawasan paling sejuk di NTT.
Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah sebuah provinsi kepulauan yang mencakup luas daratan 4.734.990 hektar dan luas lautan 15.141.773 hektar, termasuk 1.192 pulau.
BACA JUGA:Mempesona! Ini Rekomendasi 7 Wisata Air Terjun di Kabupaten Lahat
BACA JUGA:Buka Puasa Ala Kostan, 5 Ide Menu Buka Puasa Praktis untuk Mahasiswa Kostan
Terdiri dari empat pulau besar, seperti Flores, Sumba, Timor, dan Alor, provinsi ini kaya akan keanekaragaman hayati.
Keindahan pulau, pesona wisata bahari, dan keberagaman flora dan fauna di kawasan pegunungan membuatnya istimewa.
Sayangnya, daya tarik alam ini sering kali terlupakan dibandingkan dengan ketenaran global Komodo dan Labuan Bajo, yang menjadi ikon pariwisata utama NTT.