Seiring berjalannya waktu, batik yang dulunya hanya digunakan dalam lingkungan kerajaan mulai meluas hingga ke luar kerajaan seiring dengan kebutuhan dan berkembangnya zaman.
Penggunaan batik berkembang dari kebutuhan pribadi menjadi kebutuhan industri.
Secara bentuk sederhana, industri batik diperkirakan mulai berkembang pada abad ke-10, ketika Jawa mulai mengimpor banyak kain mori (kain dasar untuk membatik).
BACA JUGA:Benteng Fort Rotterdam, Saksi Sejarah Perlawanan Kerajaan Gowa
BACA JUGA:Dari Perdikan Cahyana! Begini Sejarah Pembuatan Saka Tatal Masjid Agung Demak
Dikarenakan kainnya yang nyaman, batik sering digunakan untuk bekerja, acara keluarga, dan berbagai acara resmi.
Tidak hanya itu, batik juga mudah ditemukan dalam berbagai jenis tingkatan pakaian, mulai dari proses produksi pakaian yang sudah jadi, dalam bentuk lembaran kain, hingga produk modern karya para perancang busana.
Kian lama batik juga kian berkembang pesat, sampai-sampai diakui secara internasional.
Batik memiliki banyak sekali jenis motif yang beraneka ragam.
BACA JUGA:Pasar Setan! 7 Kisah Misteri Gunung Lawu di Jawa Timur
BACA JUGA:6 Aplikasi Jitu Penghasil Saldo Dana, Salahsatunya Swagbucks
Di setiap motifnya juga memiliki filosofi serta makna masing-masing yang tidak sama.
Contohnya, ada motif yang hanya boleh digunakan oleh keluarga keraton.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya filosofi serta makna tersendiri yang membuat kain ini tidak sekadar berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi juga memiliki arti mendalam.*