JAKARTA – BRIN sebut angin kencang Rancaekek tornado pertama di Indonesia, di mana BMKG mengatakan bahwa jangan pakai istilah yang meresahkan. Pasalnya Erna Yulihastin yang merupakan Pakar Klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) angina kencang yang memporak porandakan Rancaekek merupakan angin tornado.
Bahkan Erna dalam postingannya di akun X-nya menuliskan jika tornado Rancaekek sudah diprediksi satu tahun lalu, pada 21 Februari 2023. Ia menjelaskan, 'ramalan Kamajaya' menyebut tornado Rancaekek itu sebagai extreme event pertama di Indonesia.
Sedangkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peristiwa yang mengejutkan warga Bandung dan sekitarnya merupakan angin puting beliung dengan intensitas besar.
BACA JUGA:Pj Wako Terima Audiensi PT BPR Baturaja
Menurut Teguh Rahayu selaku Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, mengatakan bahwa angin puting beliung Rancaekek merupakan fenomena alam. Dalam akun resmi BMKG menjelaskan bahwa yang terjadi merupakan angin puting ini dan bukanlah tornado seperti yang disampaikan oleh pihak BRIN.
Disisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang, Jawa Barar, Atang Sutarno menyanggah peristiwa pusaran angin kencang yang terjadi di Kecamatan Sumedang hingga Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung sebagai tornado. “Saya sedikit klarifikasi, bencana ini bukan angin tornado, ini murni puting beliung yang menghantam cukup besar,” ujar Atang.
Menurut Atang, peristiwa itu terjadi akibat perbedaan cuaca yang cukup ekstrem. Ia menyebut bahwa terdapat daerah yang sebelumnya mengalami curah hujan tinggi yang berbenturan dengan daerah lain yang mengalami panas yang tinggi.
BACA JUGA:UCAPAN DUKA CITA ALPIAN MASKONI DAN DINAS
Pernyataan dari Atang secara tidak langsung menjadi klarifikasi dari dugaan yang sempat dilontarkan ahli klimatologi BRIN Erma Yulihastin sebelumnya yang menyatakan peristiwa yang terjadi pada Rabu (21/2) sore itu sebagai tornado. (net)