2. Mengidentifikasi sifat pembawa penyakit atau carrier testing
Uji pembawa penyakit atau carrier testing sangat bermanfaat digunakan bagi kamu yang merencanakan kehamilan.
Pada tes ini, kamu dan pasangan dapat mengetahui apakah memiliki risiko kelainan genetik yang diwariskan pada keturunanmu kelak.
Dengan begitu, kamu dan pasangan dapat menentukan langkah apa yang harus dilakukan sebelum anak lahir.
3. Kebutuhan forensik
Tidak hanya untuk kebutuhan medis, tes DNA juga dimanfaatkan dalam bidang hukum.
Pada uji forensik, tes DNA biasa digunakan untuk mengidentifikasi kecocokan DNA pada temuan penyelidikan dengan orang-orang yang diduga terlibat dalam suatu kasus.
BACA JUGA:Meskipun Pedas! Yuk Simak 5 Manfaat Cabai Merah Sosok Penting di Dapur Yang Tidak Boleh Terlupakan
Misalnya, tes DNA akan dilakukan pada kasus bencana alam untuk mencocokan jasad dan bagian tubuh dengan identitas orang-orang tertentu.
4. Uji prenatal
Tes ini dilakukan pada saat kehamilan berlangsung.
Pada uji prenatal atau sebelum kelahiran, tes DNA digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada calon bayi yang dapat diatasi sejak dini.
Misalnya saja terjadi kelainan genetik yang mengganggu pada metabolisme, seperti fenilketonuria, yakni cacat yang menyebabkan asam amino fenilalanin menumpuk dalam tubuh.
Kelainan ini berisiko menyebabkan kerusakan otak, cacat intelektual, gejala perilaku, hingga kejang.