Mate Ningde

Selasa 07 Nov 2023 - 20:41 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Edi

Pun setelah tiga minggu di Tiongkok. Jawabnya masih sama. Ya...sudah. 

BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, Jaga Stabilitas Ekonomi

Saya tidak ahli HP. Hanya bisa pakai. Itu pun terbatas untuk WA, WeChat, YouTube, IG, foto, video, menghitung jarak antar kota, dan yang terpenting untuk menulis naskah. Pun kalau ada gangguan saya masih harus panggil siapa saja yang mungkin: Nicky, Pipit, Ayrton, Icha..

Maka di toko-toko Huawei tadi saya tidak mencoba-coba. Hanya lihat-lihat: ada Mate 60, Mate 60 Pro, dan yang bisa dibuka untuk dapat layar lebih lebar. Lalu lihat harganya. Mahal juga: Rp 27 juta.

Di antara 10 kota itu hanya dua yang baru kali pertama saya datangi: Xianyou dan Ningde. Dua-duanya di provinsi Fujian. Yang satu kota kecamatan. Satunya lagi kabupaten. 

Xianyou letaknya di pegunungan. Ningde di dekat pantai –pegunungan pinggir pantai.

BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, Jaga Stabilitas Ekonomi

Saya hanya satu jam di Xianyou: menikmati alam pegunungannya. Rencana makan siang di Xianyou batal. Masih terlalu pagi. Perjalanan dari Fuzhou ke Xianyou ternyata hanya satu jam. 

Saya menyesal tidak menghitung berapa puluh gunung yang harus diterobos terowongan. Berapa puluh celah yang harus dibangun jembatan.

Rasanya inilah kali pertama perjalanan satu jam melewati terowongan terbanyak. Kalau 50 saja lebih. Baru keluar gunung sudah masuk gunung lagi. Ada yang jaraknya tidak sampai 50 meter. Begitu sering saya lihat: keluar dari gunung langsung jembatan tinggi.

Berarti jembatan itu bermula di gunung, berakhir di gunung. Memang di antara gunung-gunung itu celahnya berupa jurang yang dalam.

BACA JUGA:Alokasikan Anggaran Secara Bijak

Awalnya saya berpikir: bagaimana orang zaman dulu bisa keluar dari Xianyou untuk merantau sampai Nusantara. Betapa jauh perjalanan keluar dari gunung-gunung ini. Betapa sulit perjalanan itu. Lalu: bagaimana orang dulu bisa hidup dari alam seperti ini.

Maka wajar kalau mereka merantau. Apalagi zaman itu bebas: tidak ada batas negara, bahkan yang disebut negara pun belum ada. Tidak perlu paspor. Tidak perlu visa. Tidak perlu KTP. Di mana ada bumi di situ bebas dipijak.

Saya teringat begitu banyak teman saya di Surabaya yang keturunan Xianyou. Mereka punya paguyuban Xianyou. Sampai ada yang rebutan jadi pengurus.

Jalan tol Fuzhou-Xianyou ini luar biasa. Bagaimana ada jalan di pegunungan tapi relatif lurus.  Tidak terlalu belok-belok. Tidak naik turun. Yang tinggi diterobos terowongan, yang rendah dibangun jembatan. 

Kategori :

Terkait

Rabu 31 Dec 2025 - 17:28 WIB

Bintang 2025

Selasa 30 Dec 2025 - 17:47 WIB

Gegeran Gergeran

Senin 29 Dec 2025 - 17:19 WIB

Kaya Miskin

Minggu 28 Dec 2025 - 18:24 WIB

Silalahi Ande-ande

Sabtu 27 Dec 2025 - 16:25 WIB

Gembala Sudung