Beberapa pakar keamanan siber mulai memperingatkan tentang risiko kebocoran informasi sensitif.
AI open source memungkinkan seseorang untuk membangun sistem canggih tanpa batasan etika.
Jika jatuh ke tangan yang salah, teknologi ini bisa digunakan untuk tujuan yang berbahaya.
Mulai dari penipuan digital hingga penyebaran konten palsu yang sulit dibedakan dari aslinya.
BACA JUGA:Yuk Patut Dicoba! 5 Tips Bikin Nasi Goreng Jawa Autentik
Meski begitu, banyak pihak masih percaya bahwa manfaat AI open source tetap lebih besar daripada risikonya.
Karena melalui keterbukaan, kolaborasi global bisa tumbuh lebih cepat dan efisien.
Para peneliti, mahasiswa, hingga startup kecil bisa ikut berkontribusi dalam pengembangan AI.
Hasilnya, inovasi tidak lagi dimonopoli oleh segelintir perusahaan besar yang menguasai teknologi.
BACA JUGA:Handphone Berbahan Daun, Langkah Nyata Menuju Teknologi Hijau
Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan regulasi dan pedoman etika yang jelas dalam penggunaannya.
Pemerintah dan lembaga teknologi dunia mulai merancang aturan agar AI open source tetap aman digunakan.
Tujuannya bukan untuk membatasi kreativitas, tapi memastikan agar teknologi tetap berpihak pada kebaikan.
Jika dijalankan dengan bijak, AI terbuka bisa menjadi kekuatan besar yang membawa manfaat bagi semua orang.
BACA JUGA:Yuk Kenali Teknologi Chip 1nm yang Siap Bawa Dunia ke Era Kecepatan Super
AI open source kini menjadi topik panas yang membelah opini dunia teknologi menjadi dua kubu besar.