Misalkan, si Kecil memiliki gaya belajar kinestetik akan lebih suka ketika diberi kesempatan “learning by doing”.
Oleh karena itu, Ibu dapat mengajak si Kecil melakukan eksperimen nyata, dengan bermain peran, mencoba mencampurkan dua warna berbeda untuk menghasilkan sebuah warna baru, atau bahkan bermain balok susun dan mainan bongkar pasang lainnya.
Permainan-permainan ini bisa merangsang si Kecil berpikir kreatif saat belajar.
Sementara untuk anak yang gaya belajarnya auditori, Ibu bisa mengajaknya belajar dengan membacakan buku, menghafal dengan nada lagu, atau mendengarkan podcast.
BACA JUGA:Bikin Kulit Glowing! 9 Tips Urutan Skincare Malam Korea
Ketika bercerita, Ibu bisa melakukannya seperti sedang mendongeng, lengkap dengan permainan mimik dan intonasi suara.
3. Pancing Rasa Penasaran Anak
Ketika si Kecil terlihat ogah-ogahan diajak belajar, Ibu bisa coba pancing rasa penasarannya.
Rasa penasaran adalah pondasi yang dapat Ibu gunakan untuk membuat si Kecil tertarik mempelajari sesuatu yang baru.
Misalnya dengan tiba-tiba bertanya, “Kenapa, ya, bunglon warnanya bisa berubah-ubah?” atau “Dik, tahu nggak sih kenapa pelangi itu munculnya cuma setelah hujan?”
BACA JUGA:Mau Kulit Wajahmu Halus? Ini 5 Tips Untuk Wajah Yang Beruntusan
Tunjukkanlah ekspresi “penasaran” atau “bertanya-tanya” dengan jelas dan antusias ketika berhadapan dengan si Kecil.
4. Manfaatkan Hal-Hal di Sekitar
Materi pembelajaran bisa Ibu dapat dari mana saja.
Ada begitu banyak sumber ilmu yang bisa diakses Ibu dan si Kecil untuk memperkaya pengetahuan, misalnya lewat alam sekitar ataupun kejadian sehari-hari.
Saat cuaca sedang mendung, misalnya, coba ajak si Kecil keluar rumah memperhatikan tanda-tanda akan turun hujan, penyebab turunnya hujan, hingga penyebab petir yang muncul saat hujan.
Atau, Ibu juga bisa mengajak si Kecil memperhatikan daun-daun serta rerumputan di taman.
Perlihatkan setiap bentuk dan warna rumput bisa berbeda dan tak ada yang sama persis satu sama lain.