Hiperbolis Trump, Picu Konflik

Kamis 06 Feb 2025 - 20:31 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Thom Yorke

GEOPOLITIK TIMTENG

OLEH: Sabpri Piliang

WARTAWAN SENIOR

SIFAT permanen manusia adalah "Serigala". Homo Homini Lupus, kata filsuf Thomas Hobbes. Seperti apa membacanya?

Dua momentum, untuk menyimak "kocok ulang"  geopolitik Timur Tengah: kunjungan  pemimpin baru Suriah Ahmed Al-Sharaa kepada Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi (Mohammed bin Salman), dan pernyataan Presiden AS Donald Trump, saat menerima PM Israel Benyamin Netanyahu.

Tak main-main, pemimpin pertama yang diterima Donald Trump (setelah dilantik) adalah Netanyahu. Ini merupakan simbolik, sebagai bentuk dukungan 100 persen. "Israel adalah AS", dan "AS adalah Israel".

Sebuah hiperbol dan dramatis, ketika dalam sesi tanya jawab (Trump dan Netanyahu) dengan Pers di Gedung Putih. "Saya tidak berpikir orang-orang (Palestina-red) harus kembali ke Gaza. Mereka tak punya pilihan,"kata Presiden Donald Trump (The Guardian, 2/2).

BACA JUGA:Salah Benar

Pernyataan Trump untuk merelokasi hampir dua juta penduduk Gaza ke: Mesir, Yordania, dan negara jazirah Arab lainnya. Menciptakan imajinasi, dan "politically correct" yang merendahkan sebuah bangsa pemilik tanah Gaza (sebelum 1967).

Daya tahan penduduk Gaza selama 15 bulan, dalam gempuran brutal mesin canggih Israel. Menjadikan statemen Presiden Trump sebagai imajinasi dan hiperbolik.

Lebih mudah disebut sebagai sebuah "grafis linear" yang sejalan dengan kepentingan Israel.

Seandainya penduduk Gaza mau, mengikuti pola "lateral" yang dikatakan Trump, itu tidak sekarang. Mungkin sejak setahun, atau 13 bulan lalu. Kini Sudah terlambat!

BACA JUGA:Cetak Gol Penyelamat Real Madrid

Korban rakyat Palestina tidak akan mencapai 47.000 lebih, hilang tertimbun runtuhan 12.000-an, dan luka-luka 100.000 lebih. Bila pola pikir lateral (bukan konvensional) yang diusulkan Trump, memang dianggap tepat oleh penduduk Gaza.

Substansi penyelesaian Gaza, dan Palestina, terletak pada solusi dua negara. Pemerintahan Presiden Joe Biden (sebelum Trump) acap menyebut, solusi dua negara.

Kategori :

Terkait

Kamis 06 Feb 2025 - 20:35 WIB

Saatnya Bekerja Membangun Tanah Besemah

Kamis 06 Feb 2025 - 20:31 WIB

Hiperbolis Trump, Picu Konflik

Kamis 06 Feb 2025 - 20:28 WIB

Salah Benar