Begitu Fajar sukses, saya kian jarang ke Makassar. Sudah waktunya disapih. Apalagi Fajar bisa benar-benar menjadi yang terbesar di sana. Belakangan mampu membangun gedung baru 17 lantai yang sangat megah di pusat kota.
Di gedung itu jenazah Alwi Hamu disemayamkan --sebelum dikubur di pemakaman keluarga Jusuf Kalla tidak jauh dari gedung itu.
Alwi sendiri meninggal dunia di Jakarta Sabtu pagi lalu. Sudah agak lama ia punya rumah di Jakarta.
Ketika Pak JK menjabat wakil presiden Alwi pun melekat di istana. Ia sibuk luar biasa. Saya kian jarang bertemu dengannya.
BACA JUGA:11 Jenis Vespa Klasik yang Ikonik dan Langka, Ini Jenis dan Harganya!
Lima tahun lalu Alwi Hamu terkena stroke. Keluar masuk rumah sakit. Beberapa kali saya menjenguknya. Sejak masih bisa berjalan, sampai ia sudah harus di kursi roda, pun ketika ia hanya tidur di pembaringan, bahkan saat ia sudah tidak kenal lagi siapa pun yang menjenguknya.
Hamu yang jadi nama belakang namanya adalah singkatan dari nama ayahnya: Haji Muhammad. Dari ayahnya itu Alwi pandai berbisnis. Pandai lobi. Pandai meyakinkan orang. Pekerja keras.
Ia punya kelebihan yang saya tidak punya: pandai menyanyi, main gita dan membuat humor.
Rangkaian tiga serangkai itu kini lepas satu. Mereka bisa jadi teladan: kekompakan yang sampai dibawa mati.(Dahlan Iskan)