Semasa Gu Zidi dipenjara, Ia bertemu dengan seorang guru yang direkrut sebagai prajurit melalui wajib militer.
Gu Zidi akhirnya dibebaskan dari tahanan militer dan ditugaskan untuk mempertahankan sebuah garis wilayah yang penting.
Karena rekannya yang meninggal adalah perwira penting, posisi tersebut lowong sehingga Gu Zidi memutuskan untuk mengangkat guru yang ia temui di penjara sebagai perwira tangan kanannya.
Film ini berpusat pada perjuangan Gu Zidi dalam mempertahankan garis wilayah tersebut. Pasukan yang ia pimpin harus berkorban banyak hingga titik darah penghabisan.
BACA JUGA:Film Teenage Mutant Ninja Turtles Mutant Mayhem: Kisah Turtle Bersaudara jadi Remaja Normal
Film ini juga menunjukkan beberapa segmen cerita nasib pasukan Gu Zidi di penghujung misi tersebut.
Penuh aksi dan tragedi yang saling seimbang
Layaknya film perang yang berkualitas, Assembly menyeimbangkan antara elemen aksi dan tragedi.
Adegan pertempuran diwarnai dengan letupan senjata api dan meriam artileri yang memekik, serta aksi para prajurit dalam berperang melawan musuh dengan penuh keberanian.
BACA JUGA:Film Ruby Gillman Teenage Kraken: Pertarungan Makhluk Laut Raksasa Lawan Mermaid
Namun, di mana ada perang, di situ pasti ada korban jiwa. Banyak kematian tokoh-tokoh yang disayangi oleh audiens berkat watak mereka yang baik dan menjadi sahabat bagi tokoh utama.
Sehingga, film ini menggambarkan tragedi kehilangan sahabat rekan tercinta dan keluarga mereka di kampung halaman.
Film ini layak ditonton karena tidak hanya sekadar film propaganda ideologis, namun memiliki banyak pesan yang ingin disampaikan oleh penulis bahwa selain keberanian dan kepahlawanan, perang juga membawa kesedihan yang mendalam.