Mari Intip Salah Satu Objek Wisata Sekaligus Dijadikan Penelitian Bagi Sejarawan: Kampung Baduy

Minggu 10 Dec 2023 - 07:19 WIB
Reporter : Meydia
Editor : Meydia

Keberadaan mereka bisa dikatakan masih terisolasi dari masyarakat modern, tapi meskipun demikian mereka tidak menutup ruang untuk dapat dikunjungi oleh masyarakat modern.

Sehingga berkunjung ke komunitas suku baduy pedalaman dijadikan salah satu objek wisata sekaligus penelitian sejarawan di daerah provinsi Banten.

Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden).

Seperti halnya suku bangsa Arab yang memiliki nama hampir sama juga, yaitu suku Badui.

BACA JUGA:Sangat Menakjubkan, Inilah 7 Tempat di Jambi yang Jadi Magnet Wisatawan

Konon katanya, sebutan “baduy” diberikan oleh pemerintahan kesultanan Banten ketika itu terhadap masyarakat asli banten yang enggan untuk menerima ajaran islam seperti halnya suku Badui di masa nabi Muhammad Saw.

Dan atas sikap penolakan mereka terhadap islam, sehingga mereka diasingkan ke daerah pedalaman.

Masyarakat suku Baduy sendiri terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok terbesar disebut dengan Baduy Luar atau Urang Panamping yang tinggal disebelah utara Kanekes.

Mereka berjumlah sekitar 7 ribuan yang menempati 28 kampung dan 8 anak kampung.

BACA JUGA:Dukung Promosi Pagaralam Kota Tujuan Wisata

Mereka tinggal di desa Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, yang mengelilingi wilayah baduy dalam.

Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam.

Suku Baduy Luar biasanya sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya.

selain itu mereka juga sudah mengenal kebudayaan luar, seperti bersekolah.

BACA JUGA:Berdayakan Masyarakat Desa Wisata Tebat Benawa

Sementara di bagian selatannya dihuni masyarakat Baduy Dalam atau Urang Dangka.

Kategori :