PAGARALAMPOS.CO- Asal usul Suku Baduy dikaitkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama mereka dan diyakini Suku Baduy memiliki tugas bertapa yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan dunia.
Selain itu, Suku Baduy juga dikaitkan dengan keberadaan kerajaan Pajajaran pada abad ke 11-12 masehi.
Selain handphone, pengunjung juga dilarang memasuki sejumlah tempat yang dianggap sakral oleh orang Baduy, salah satunya hutan adat.
Untuk mengetahui larangan adat yang berlaku, kata Saidja, pengunjung yang datang dan ingin berkeliling harus didampingi oleh warga Baduy.
BACA JUGA:Keren Banget, Inilah 7 Tempat di Jambi yang Jadi Magnet Wisatawan! Ada Apa?
Konsep ketuhanan Sunda Wiwitan Suku Baduy serta sistem keagamaannya sangat jelas, mereka percaya dan meyakini kepada satu Tuhan “Gusti nu Maha Suci Allah nu Maha Kuasa”.
Dan mereka meyakini sebagai umat nabi Adam serta mengakui Nabi Muhammad sebagai saudara muda dari nabi Adam.
Di kalangan masyarakat Banten, nama Baduy dipercaya berasal dari sebuah sungai di sana yang bernama Cibaduy.
Lalu, ada pula yang menyebutkan bahwa kata Baduy berasal dari kata Baduyut, karena tempat tinggal mereka banyak ditumbuhi pohon Baduyut.
Suku Badui alias Sunda Badui (Bahasa Badui: Urang Kanékés, Urang Cibéo, atau kadang hanya sering disebut Badui, terkadang ditulis secara tidak baku sebagai Baduy) merupakan sekelompok masyarakat adat Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Suku Baduy atau Orang Kanekes adalah suku asli masyarakat Banten. Komunitas suku ini tinggal di Desa Kanekes.
Mereka berada di wilayah Kecamatan Leuwidamar. Perkampungan mereka berada di sekitar aliran sungai Ciujung dan Cikanekes di Pegunungan Keundeng.
Atau sekitar 172 km sebelah barat Ibukota Jakarta dan 65 km sebelah selatan ibu kota Serang.
BACA JUGA:Wajib Dikunjungi, Inilah 7 Tempat di Jambi yang Jadi Magnet Wisatawan! Ada Apa?