Ketika saya mengunjungi Benteng Nassau pada siang hari, saya baru menyadari bahwa saya melewati tempat ini saat mengikuti ritual Kasi Makan Negeri dalam Festival Lewetaka.
3. Cilu Bintang
Di Banda Neira, saya bertemu dengan Abba Rizal Bahalwan, pemilik Cilu Bintang yang juga merupakan tokoh terhormat di daerah ini. Ia menyambut kami dengan jus pala segar sambil menceritakan tentang Banda Neira.
BACA JUGA:Momen Romantis: 5 Destinasi Sunset Instagrammable di Labuan Bajo!
Awalnya, saya mengira Cilu Bintang hanya sebuah restoran dan toko oleh-oleh, karena saya melihat berbagai souvenir seperti buku, perhiasan, kaos, dan postcard.
Namun, lebih dari itu, Cilu Bintang juga menyediakan akomodasi unik dengan nuansa vintage. Setiap kamarnya dinamai sesuai tokoh penting Banda, seperti Ruangan Sjahrir dan Hatta.
Meskipun tidak menginap, kita tetap bisa menikmati suasana di sini, termasuk makan malam All You Can Eat seharga Rp75.000 yang dimulai pukul delapan malam.
Dari lantai dua, terdapat pemandangan Benteng Nassau yang dikelilingi oleh Gunung Api. Balkon di sini juga memiliki meriam yang menambah keunikan tempat ini. Koleksi postcard yang dijual di Cilu Bintang pun sangat menarik dan cocok dijadikan oleh-oleh.
BACA JUGA:6 Tempat Menarik di Jonggol, Surga Wisata yang Harus Kamu Kunjungi!
4. Istana Mini
Saat mengikuti prosesi Kasi Makan Negeri sebelum matahari terbit, saya melihat bangunan putih yang disebut Istana Mini. Ketika matahari terbit, saya merasa bangunan ini mirip dengan Istana Negara di Jakarta.
Dulu, bangunan ini digunakan sebagai kantor administrasi oleh Belanda. Di depannya terdapat dua meriam dan halaman yang luas. Meskipun banyak ruangan di dalamnya, sebagian besar kosong tanpa banyak perabot.
Di bagian belakang terdapat ruang terbuka yang cukup besar. Menariknya, ada coretan terakhir yang ditinggalkan oleh seorang pegawai Belanda bernama Charles Humphrey.
BACA JUGA:10 Spot Wisata Terpopuler di Wonogiri, Temukan Keindahan Tersembunyi!
Ia mengukirnya di jendela kamarnya menggunakan cincin berlian sebagai ungkapan kerinduan terhadap kampung halaman, tetapi sayangnya ia tidak bisa pulang. Tragisnya, tidak lama setelah itu, ia melakukan bunuh diri.
5. TWP Laut Banda