BACA JUGA:Seberapa Laris Motor India TVS di Indonesia? Ini Dia Faktanya!
Rasio kompresi biasanya dinyatakan dalam perbandingan seperti 10:1 atau 11:1. Semakin tinggi angka pertama dalam perbandingan, semakin tinggi tingkat kompresi yang terjadi di dalam silinder.
Rasio kompresi yang tinggi menghasilkan pembakaran yang lebih kuat, sehingga meningkatkan daya mesin, tetapi juga membutuhkan bahan bakar dengan oktan lebih tinggi agar mencegah terjadinya "knocking" atau detonasi berlebihan.
Rentang Tekanan Kompresi yang Baik
Selain menghitung rasio kompresi, penting juga untuk mengetahui rentang tekanan kompresi yang ideal untuk menjaga mesin tetap dalam kondisi prima.
BACA JUGA:United Mulai Uji Ketahanan TX3000 Jelang OMR Motor Listrik di Sentul, Begini Hasilnya!
Menurut standar umum, tekanan kompresi yang baik untuk mesin motor berada di antara 9,5 hingga 15 bar.
Tekanan ini dapat bervariasi tergantung pada jenis dan desain mesin, tetapi secara umum, angka tersebut mencerminkan kondisi yang optimal.
Jika tekanan kompresi turun di bawah 7 bar, ini merupakan indikasi bahwa ada masalah pada mesin, seperti keausan komponen atau adanya karat pada piston.
Mesin yang tidak mencapai tekanan kompresi yang ideal cenderung kehilangan tenaga dan menjadi kurang efisien, bahkan berpotensi rusak jika dibiarkan tanpa perbaikan.
BACA JUGA:Ternyata Dua Model Motor TVS yang Banyak Dicari Konsumen Indonesia, Ini Dia Modelnya!
Oleh karena itu, memantau dan memastikan tekanan kompresi berada dalam rentang yang baik adalah langkah penting untuk menjaga kinerja mesin tetap optimal.
Pentingnya Memilih BBM Berdasarkan Rasio Kompresi
Salah satu manfaat utama dari mengetahui rasio kompresi mesin adalah dapat membantu pemilik kendaraan memilih bahan bakar (BBM) yang tepat.
Setiap jenis bahan bakar memiliki nilai oktan yang berbeda, dan nilai oktan ini sangat terkait dengan rasio kompresi mesin.
BACA JUGA:Astra Honda Motor Siap Rilis New Scoopy 2025 pada 9 Oktober 2024, Apa Saja yang Baru?