Dari ketiga merek tersebut, hanya Honda yang memiliki satu model kendaraan non-emisi.
Sebagai pemimpin pasar, tindakan nyata dari merek-merek asal Jepang ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan permintaan motor listrik yang masih cenderung rendah.
"Jika merek-merek besar seperti Honda dan Yamaha dapat memperkenalkan lebih banyak model motor listrik yang berkualitas, saya yakin akan ada perubahan signifikan dalam penerimaan masyarakat terhadap motor listrik," jelas Loman.
BACA JUGA:Honda CG125 Reborn, Motor Klasik Bergaya Modern, Harganya Cuma Segini!
Data dan Statistik
Berdasarkan data dari Kemenko Bidang Perekonomian, populasi motor listrik di Indonesia tahun ini baru mencapai 109 ribu unit.
Hal ini sangat kontras dengan populasi motor bensin yang, menurut laporan BPS, sudah mencapai 125 juta unit hingga awal tahun lalu.
Angka yang sangat jauh ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh industri motor listrik di Indonesia.
Kondisi ini mencerminkan bahwa meskipun ada niat untuk beralih ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan, berbagai faktor masih menjadi penghalang bagi konsumen untuk beralih dari motor bensin ke motor listrik.
Sehingga, perlu ada upaya lebih lanjut dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan produsen, untuk mendorong adopsi motor listrik.
Membangun Kesadaran dan Infrastruktur
Agar motor listrik dapat lebih diterima di pasar, penting untuk membangun kesadaran tentang manfaat dan keuntungan dari penggunaan motor listrik.
BACA JUGA:Lawan Harley-Davidson Resmi Meluncur, Jawa 42 FJ, Motor Baru 334 cc, Cek Harganya Disini!
Kampanye pendidikan mengenai dampak positif motor listrik terhadap lingkungan dan penghematan biaya jangka panjang juga perlu diperkuat.
Selain itu, pengembangan infrastruktur pengisian yang lebih baik juga menjadi kunci untuk meningkatkan daya tarik motor listrik.