Sebagai hal komparatif, kesabaran AS terhadap provokasi Korea Utara selama ini, sangat dia jaga. Erat berkaitan dengan kenekadan Korea Utara menggunakan nuklir. Sebagai senjata terakhirnya (pamungkas). Seberapa kesalnya pun AS terhadap Korea Utara, AS tidak akan menyerang Kim Jong Un.
BACA JUGA:Liga Italia - Gol Kilat Scott McTominay, Como 1907 Kena Hajar Napoli
Sisi lain yang juga dikhawatirkan AS, bila Israel menyerang fasilitas "crude oil" (minyak mentah) Iran, maka akan membuat harga pasar goncang.
Iran yang stabil memproduksi "crude oil" 3.050.000 juta barel per day (Agustus 2023), kini mencapai 3.271.000 barel per day (Juli 2024). Dapat menggunakan Selat Hormuz untuk menyandera lalu lintas minyak menuju Asia dan Eropa.
Selat sepanjang 167 kilometer, dan lebar 39 kilometer (sempit) ini, terletak di cekungan: Iran, Uni Arab Emirate, dan Oman. Setiap harinya, tak kurang dari 17 juta barel minyak mentah (crude oil), melalui Selat Hormuz.
Menurut US Energy Information Administration", setiap hari. Tidak kurang dari 15 kapal tanker besar yang melalui Selat Hormuz. Selat yang terletak antara Teluk Oman dan Teluk Persia ini, merupakan satu-satunya jalur untuk mengirim minyak keluar Teluk Persia.
BACA JUGA:Ini 6 Makanan Khas Kota Tanjung Balai yang Wajib kalian Coba Jika Anda Berkunjung ke Tanjung Balai!
Ada baiknya mengingat apa yang dipertanyakan oleh George Bundy kepada Presiden John F. Kennedy. Ada baiknya pula, menyimak ungkapan Presiden Amerika Serikat pertama George Washington (1732-1799). "Bersiap untuk Perang, adalah salah satu cara paling efektif untuk melestarikan perdamaian".
Ancam-mengancam antara Iran dan Israel adalah pintu lebar, masuk dalam kubangan berdarah. Perang Dunia ke-3. Semua harus menghitung akibatnya.
Ekonomi, pendidikan, stabilitas regional, akan hancur bila dibiarkan Perang "gila" terjadi. Apalagi Israel telah menang banyak.
Kita berharap AS bisa menghardik Israel. Agar Iran mau melunak. Bila tidak, bukan mustahil Perang Dunia III (PD-3) dimulai dari sini.* (Sabpri Piliang)