Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Banyak ujian dan tantangan yang harus dilalui. Masyarakat setempat menyebarkan gosip dan fitnah, berusaha memisahkan mereka. Meskipun begitu, cinta mereka tetap kuat dan tak tergoyahkan.
BACA JUGA:4 Destinasi Wisata Kopeng di Jawa Tengah Ini Siap Memanjakan Mata dan Hati Keluarga kalian!
Pengkhianatan dan Pengorbanan
Suatu ketika, saat Raja Gagak mendekati kerajaan Napal Melintang, dia ditangkap oleh orang-orang yang tidak setuju dengan hubungan mereka.
Mereka berusaha untuk memisahkan Raja Gagak dan Putri Napal Melintang dengan cara yang kejam. Dalam kondisi terdesak, Raja Gagak mencoba melarikan diri, tetapi terluka parah dalam prosesnya.
Ketika Putri Napal Melintang mengetahui bahwa Raja Gagak dalam bahaya, dia berusaha untuk menyelamatkannya.
Dalam aksi heroik, Putri Napal Melintang berhasil membebaskan Raja Gagak, tetapi dalam pertempuran itu, dia terluka.
BACA JUGA:Rekomendasi 3 Tempat Wisata di Wonogiri yang wajib kalian kunjungi?
Dalam perjalanan kembali, mereka terjebak dalam sebuah badai yang hebat.
Badai itu begitu dahsyat sehingga membuat mereka terpisah.
Air Mata dan Transformasi
Dalam keadaan terpisah, Raja Gagak sangat sedih dan merasa kehilangan. Dia menangis dengan hati yang hancur, merindukan cintanya yang terpisah.
Air mata Raja Gagak jatuh ke tanah, dan saat itulah keajaiban terjadi. Air mata itu mengalir dan membentuk sebuah danau yang indah—Danau Kaco.
Di sisi lain, Putri Napal Melintang juga merasa kesepian dan merindukan Raja Gagak. Air mata putri pun mengalir, dan konon katanya, air mata tersebut juga berkontribusi pada keindahan danau tersebut.
Sejak saat itu, Danau Kaco dikenal sebagai simbol cinta yang abadi. Masyarakat percaya bahwa danau tersebut memiliki kekuatan magis, yang bisa mengabulkan permohonan bagi siapa saja yang datang dengan hati yang tulus.