Dari beru Padang, sang raja juga memiliki keturunan sebanyak 4 orang anak yang masing-masing diberi nama Capah, Gajah Manik, Kuda Diri dan Sinamo.
Suatu hari ketika musim menanam tiba, Raja Naga Jambe bersama seluruh anggota keluarganya, kecuali beru Saraan pergi ke ladang.
Beru Saraan tidak dapat ikut serta karena sakit-sakitan dan sudah uzur. Beru Saraan tinggal di rumah bersama seekor kucing peliharaannya.
Menurut kebiasaan pada masa itu jika musim menanam di ladang tiba, maka aktifitas memasak juga di lakukan di ladang.
Makanan untuk orang yang ditinggal di rumah, di antarkan dari ladang. Begitu pula yang terjadi pada beru Saraan.
Makanan untuknya disediakan dan diantarkan oleh anaknya secara bergantian.
Suatu ketika karena kesibukan pekerjaan di ladang, Raja Naga Jambe dan seluruh anaknya lalai mengantarkan makanan untuk beru Saraan.
Sepanjang hari itu beru Saraan menunggu dan berharap ada yang mengantarkan makanan untuknya.
BACA JUGA:Salahsatu Wadah Promosi Pariwisata Pagaralam
Kenyataannya hingga hari sore harapannya tiada terwujud.
Beru Saraan merasa sangat lapar hingga kehilangan kesabaran dan merasa sangat sedih karena tidak diperdulikan oleh keluarganya sendiri.
Sambil mengelus-elus kucing yang berada dipangkuannya, air matanya mulai menetes satu per satu.
Semakin lama air matanya semakin deras menetes dan seiring dengan rasa sedih yang semakin memuncak, beru Saraan mengadukan nasibnya kepada Tuhan.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Seru Di Lembang Bandung Barat: The Great Asia Africa
Tiba-tiba saja, langit yang tadinya cerah berganti menjadi gelap dan turunlah hujan yang lebat beserta angin kencang yang sambung menyambung.