JAKARTA – PSSI mengecam keras kontroversi di laga sepakbola Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara. Wasit dan pelaku pemukulan pengadil lapangan pun terancam sanksi terberat.
Insiden indikasi wasit berat sebelah dan pemukulan terjadi pada laga Aceh kontra Sulawesi Tengah di Stadion Dimurthala, Banda Aceh, Sabtu (14/9).
Peristiwa bermula dari kepemimpinan wasit Eko Agus Sugih Harto yang kontroversial.
Beberapa keputusan kontroversial wasit adalah tidak memberikan pelanggaran saat pemain Sulteng ditendang kepalanya oleh pemain Aceh di kotak penalti.
BACA JUGA:Pria di Muratara Nikahi 2 Wanita
Sulteng kemudian dapat dua kartu merah pada menit ke-75 dan 84.
Puncaknya terjadi pada menit ke-90+6 saat wasit memberikan penalti kontroversial ke Aceh meski jenis pelanggarannya terbilang soft.
Kesal merasa dikerjai, pemain Sulteng melayangkan bogem mental ke wasit.
Laga dihentikan karena ambulans dan medis datang untuk memberi perawatan ke wasit. Setelah beberapa menit wasit bisa bangkit, namun tidak bisa melanjutkan laga sehingga digantikan pengadil lain.
BACA JUGA:Pilkada, Gunakan Hak Pilih Secara Baik
Laga dilanjutkan dengan pemain Sulteng yang memukul wasit kena kartu merah, Sulteng lanjut main dengan 8 pemain.
Laga dilanjut dengan Aceh menendang penalti yang berhasil ditepis oleh kiper Sulteng.
Wasit kemudian memberikan penalti lagi buat Aceh karena handball. Dalam tayangan ulang bola sebenarnya tidak mengenai tangan pemain Sulteng, itupun bola sebenarnya memantul ke anggota tubuh lainnya. PSSI pun mengecam keras peristiwa ini.
PSSI menegaskan sanksi terberat mengancam pemain dan wasit yang terlibat.
BACA JUGA:Membuka Tabir Misteri Gunung Pasaman