Namun, jumlah ikan di sungai tadi lambat laun menyusut drastis sebab ikan mungil serta ikan besar semuanya ikut tertangkap. Ia pun semakin iri menggunakan Temenggung Marubai.
Dia pun akhirnya membendung Sungai Melawi dengan sebongkah batu yang ialah puncak Bukit Batu di Nanga Silat, Kabupaten Kapuas Hulu. Ia memikul dengan kesaktian yang dimilikinya.
Di tengah jalan, ia mendengar perempuan atau wanita cekikikan menertawakannya. Rupanya, para perempuan tadi artinya dewi yg mengawasinya dari kahyangan.
Beliau pun menengok ke atas. namun, nahasnya, kakinya menginjak duri beracun. Sebab kesakitan, daun ilalang yang dipergunakan pun terputus dan batu tadi terjatuh di sebuah rantau bernama Jetak.
BACA JUGA:Kisah Mitos dan Mistis Gunung Puntang Jawa Barat
Bujang Beji berusaha mengangkat kembali batu tersebut, tetapi batu tadi sudah menempel dan tidak bisa diangkat lagi. Bujang Beji pun menanam pohon kumpang mambu buat digunakan sebagai jalan menuju Kayangan.
Beliau ingin melabrak para dewi yang menertawakannya. Pohon itu pun tumbuh menggunakan subur dalam beberapa hari dan menjulang tinggi ke angkasa.
Bujang Beji pun berencana untuk memanjat dan menuju kayangan. namun, sebelumnya, ia melakukan ritual Bedarak Begelak, yakni ritual memberi makan seluruh binatang serta roh jahat agar tidak menghalanginya.
Sayangnya, ada beberapa binatang yang terlupakan. Mereka merupakan kawanan rayap dan beruang. Keduanya murka serta ingin menggagalkan Bujang Beji.
BACA JUGA:Kisah Mistis Gunung Abang Jejak Legenda di Tengah Keindahan Alam Bali
Saat Bujang Beji mulai memanjat, rombongan hewan itu pun menggerogoti akar pohon serta tumbang waktu Bujang Beji hampir hingga kayangan.
Bujang Beji pun meninggal serta tubuhnya yg sudah tercerai-berai dijadikan sebagai jimat masyarakat. sementara puncak bukit Nanga Silat yang terlepas asal pikulan Bujang Beji berkembang menjadi sebagai Bukit Kelam.