Membuka Misteri Sejarah Suku Maya yang Hilang

Jumat 13 Sep 2024 - 07:22 WIB
Reporter : Reri Alfian
Editor : Almi

Politik Maya didominasi oleh sistem patronasi yang tertutup, walaupun sistem politik setiap negara kota tidak selalu sama.

Pada zaman Klasik Akhir, golongan ningrat menjadi semakin kuat, sehingga mengurangi kekuasaan "raja dewata".

Peradaban Maya mengembangkan karya seni dari bahan-bahan tahan lama maupun tidak tahan lama, seperti kayu, giok, obsidian, batu, dan stuko.

BACA JUGA:Bikin Kaget Timnas Inggris, Memanggil Gelandang Muda Man United Kobbie Maino

BACA JUGA:Pesanggrahan Rejowinangun! Begini Sejarah Situs warungboto

Karya seninya juga bermacam-macam, dari pahatan, keramik, hingga lukisan dinding.

Kota-kota Maya tidak memiliki perencanaan yang terpusat, dan bangunan-bangunan baru didirikan sesuka hati.

Pusat kotanya terdiri dari pusat pemerintahan dan upacara yang dikelilingi oleh daerah permukiman.

Berbagai wilayah kota dihubungkan oleh jalan.

BACA JUGA:Manchester United Memilih Incar Titisannya, Transfer Mbappe Tidak Bijak

BACA JUGA:Peradaban Tertua di Dunia! Ini 6 Fakta Situs Megalitikum Gunung Padang.

Bangunan-bangunan utama di kota-kota Maya meliputi istana, kuil, piramida, lapangan bola, dan bangunan-bangunan untuk melakukan pengamatan benda langit.

Peradaban Maya memiliki golongan elit yang melek huruf, dan mereka telah mengembangkan sistem tulisan hieroglif yang rumit.

Mereka mencatat sejarah dan keterangan mengenai ritual di dalam buku-buku, tetapi sebagian besar telah dihancurkan penjajah Spanyol.

Saat ini, hanya ada tiga buku yang telah disepakati oleh ilmuwan berasal dari peradaban Maya.

BACA JUGA:Jelang Laga Timnas Indonesia Vs Vietnam, Tekad Kuat Shin Tae-yong dan Sandy Walsh

Kategori :