Melihat Kisah Sejarah dan Filosofi Opor Ayam Lebaran

Minggu 20 Oct 2024 - 10:04 WIB
Reporter : Reri Alfian
Editor : Almi

Simbolisme dalam Persiapan dan Penyajian

Tidak hanya dalam rasanya, opor ayam juga kaya akan simbolisme dalam proses persiapan dan penyajiannya.

Proses Persiapan: 

BACA JUGA:Kuliner Tradisional yang Menggugah Selera, 5 Rekomendasi Kudapan Khas Jawa Tengah untuk Menu Sahur

Proses memasak opor ayam dimulai dengan merendam daging ayam dalam bumbu rempah-rempah dan santan selama beberapa jam. 

Ini mencerminkan pentingnya kesabaran dan perawatan dalam mencapai keharmonisan, mirip dengan proses pertumbuhan dan pembentukan karakter dalam kehidupan manusia.

Penyajian: 

Opor ayam disajikan dalam piring besar bersama dengan nasi putih dan pelengkap lainnya, seperti telur rebus dan kerupuk. 

BACA JUGA:Geliat Kreativitas Kuliner, 5 Kue Lebaran 2024 Terbaru yang Memikat Hati dan Lidah!

Penyajian ini menciptakan gambaran keindahan dan kemakmuran, serta mengajak untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan.

Membawa Tradisi ke Generasi Berikutnya

Sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, opor ayam juga memiliki peran penting dalam mempertahankan dan meneruskan tradisi kepada generasi berikutnya. 

Melalui pembelajaran dan praktik memasak bersama, nilai-nilai dan filosofi yang terkandung dalam hidangan ini dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, memperkuat ikatan keluarga dan identitas budaya.

BACA JUGA:Kuliner Eksklusif dari Tanah Madura, Menelusuri Aneka Kudapan Lebaran Khas yang Jarang Dijual

Opor ayam bukan sekadar hidangan lezat di meja makan Lebaran, tapi juga sebuah cerminan dari nilai-nilai kehidupan dan spiritualitas yang diwariskan dari masa lampau. 

Dalam setiap gigitannya, terdapat sejarah panjang dan filosofi yang mengajarkan kesederhanaan, kesatuan, kebersamaan, dan ketabahan. 

Kategori :