PAGARALAM POS, Pagaralam – Institut Teknologi Pagar Alam (ITPA) berhasil melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat dengan tajuk ‘Pemberdayaan Petani Desa Sumber Jaya dalam Menanggulangi Penyakit Kriting Cabai 3T (Trips, Tungau, TMV) dengan ‘Smart Farming’.
Program ini merupakan bagian dari skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PMP) dan didanai Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRTM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Program ini dipimpin oleh Yogi Isro Mukti, M.Kom., yang didukung oleh dua anggota tim, Abdi Nasrullah, S.Pd., M.M., M.T., dan Lesi Anggriani, M.Pd. serta beberapa mahasiswa yang tergabung dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Mereka bekerja sama dengan petani di Desa Sumber Jaya untuk mengatasi berbagai permasalahan serius yang dihadapi oleh para petani cabai.
BACA JUGA:Jaga Keharmonisan dan Keamanan Masyarakat
Masalah utama yang dihadapi meliputi penurunan hasil panen dan kualitas cabai akibat penyakit 3T, harga jual cabai yang fluktuatif, akses pasar yang terbatas, serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola usaha tani secara efektif.
“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam menanggulangi penyakit kriting cabai 3T dengan teknologi Smart Farming, meningkatkan hasil panen dan kualitas cabai, serta meningkatkan pendapatan petani dan memperkuat daya saing produk cabai di pasar,” ujar Yogi.
Selain itu, kata Yogi, program ini juga bertujuan membangun kerja sama yang erat antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam pengembangan dan penerapan teknologi Smart Farming.
Hasil dari program pengabdian ini sangat positif. Lebih dari 90% petani di Desa Sumber Jaya mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menanggulangi penyakit kriting cabai 3T.
BACA JUGA:Siapkan Pengamanan Paslon
Penerapan teknologi Smart Farming juga berhasil meningkatkan hasil panen dan kualitas cabai hingga lebih dari 75%. Selain itu, pendapatan petani dan daya saing produk cabai di pasar meningkat lebih dari 70%.
Dengan keberhasilan ini, diharapkan program pemberdayaan berbasis teknologi ini dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Indonesia yang menghadapi permasalahan serupa, serta memperkuat ketahanan pangan nasional melalui penerapan teknologi pertanian modern. (Cg09)