PAGARALAM POS, Pagaralam – Meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi di Indonesia, Kelompok Tani ‘Tebat Empai Subur Tegu Wangi Baru’ berkolaborasi dengan Dosen dari Institut Teknologi Pagar Alam (ITPA) untuk mengimplementasikan teknologi pascapanen terbaru, yaitu Smart Green House.
Lewat giat Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini diketuai Siti Muntari, M.Kom, dengan anggota tim Elpita Aisah, ST, MT, dan Debi Gusmaliza, M.Kom, serta melibatkan dua orang Mahasiswa. Kegiatan ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (DRTPM).
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari, dari tanggal 13 hingga 14 Agustus 2024, diikuti 14 anggota kelompok tani.
“Fokus utama pelatihan adalah penerapan teknologi Smart Green House, dalam proses pengolahan kopi basah dan kering, atau yang dikenal dengan istilah Basring,” ujar Siti Muntari.
BACA JUGA:Bantu Masyarakat Penuh Kebutuhan Pokok dengan Harga Terjangkau
Dikatakan Muntari, teknologi ini dirancang untuk mengoptimalkan proses fermentasi, pengeringan, dan penyimpanan biji kopi, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk akhir.
“Para peserta pelatihan diberikan pengetahuan mendalam, mengenai cara mengelola green house pintar, termasuk penggunaan mesin kopi basah dan kering. Narasumber dalam pelatihan ini menjelaskan berbagai keunggulan teknologi Smart Green House dibandingkan metode tradisional,” paparnya.
Di antara keunggulan itu, lanjut Muntari, yakni penghematan waktu pengeringan, pengendalian suhu dan kelembapan yang lebih baik, serta perlindungan dari kontaminasi.
Selama pelatihan, peserta diajak melakukan praktik langsung dalam pengoperasian Smart Green House, sehingga mereka dapat lebih memahami aplikasi teknologi ini di lapangan.
BACA JUGA:Operasi Mantap Praja Musi 2024 Dimulai
“Pelatihan ini memberikan manfaat besar bagi kami. Dengan teknologi ini, kami berharap bisa meningkatkan kualitas kopi yang kami hasilkan, serta mempercepat proses pengolahan,” ungkap salah satu peserta.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan Kelompok Tani ‘Tebat Empai Subur Tegu Wangi Baru’ dapat memanfaatkan teknologi modern untuk meningkatkan daya saing kopi mereka di pasar, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di Pagar Alam.
Kerjasama antara akademisi dan petani ini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat diintegrasikan dengan praktik pertanian untuk mencapai hasil yang lebih optimal. (Cg09)