KORANPAGARALAMPOS.CO - Gunung Sibuatan, meski kalah pamor dari Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung yang lebih dikenal, memiliki daya tarik tersendiri sebagai gunung tertinggi di Sumatera Utara dengan ketinggian 2.457 mdpl.
Salah satu keunikan Gunung Sibuatan adalah keberadaan tumbuhan kantong semar (Nepenthes) yang masih banyak dijumpai sepanjang jalur pendakian.
Pendakian yang Menantang
--
Pendakian Gunung Sibuatan memakan waktu sekitar tujuh jam, dengan jalur yang jauh lebih menantang dibandingkan dengan Gunung Sibayak yang populer di kalangan pendaki sebagai gunung rekreasi.
Medan berlumpur, yang kedalamannya bisa mencapai lutut saat hujan, dan akar-akar pohon besar yang sering memaksa pendaki untuk merangkak, menjadi tantangan utama yang harus dihadapi.
Persiapan yang Matang
Bagi para pendaki yang lebih nyaman menggunakan sandal gunung, disarankan untuk beralih ke sepatu gunung saat mendaki Gunung Sibuatan.
Lumpur tebal di jalur pendakian bisa menjadi masalah besar jika hanya menggunakan sandal, yang tidak hanya memperlambat waktu pendakian, tetapi juga berisiko menyebabkan sandal putus dan kaki kotor oleh lumpur.
Pendakian juga harus dimulai sebelum jam 12 siang dari pos pintu rimba.
Pengelola melarang pendakian di atas jam tersebut bagi pendaki yang belum pernah mendaki Gunung Sibuatan untuk mengurangi risiko tersesat atau keluar dari jalur pendakian.
BACA JUGA:Ngeri!!! Kisah Mistis Gunung Sibayak: Jejak Legenda, Suara Neraka, dan Hantu Karung
BACA JUGA:Merah Putih di Puncak Gunung: Tempat Terbaik untuk Merayakan 17 Agustus
Jalur pendakian yang umum digunakan adalah dari Desa Nagalingga, yang dikelola oleh Generasi Muda Pelestari (Gempari) Nagalingga.