KORANPAGARALAMPOS.CO - Gunung Patah di Bengkulu mungkin belum setenar gunung-gunung lainnya di Indonesia, tetapi itu tidak berarti gunung ini belum pernah dijelajahi.
Pendaki terkenal seperti Fiersa Besari, yang dikenal dengan program Atap Negeri, telah berhasil mencapai puncak gunung aktif ini bersama timnya.
Gunung yang terletak di ujung barat Provinsi Bengkulu ini menyimpan banyak misteri yang belum terungkap, salah satunya adalah aura mistis yang menyelimuti kawasan ini, berkat hutan belantara yang masih perawan.
Jalur pendakian menuju puncak Gunung Patah tergolong ekstrem, membutuhkan waktu lama dan usaha ekstra.
BACA JUGA:Gunung Patah: Jalur Ekstrem dan Keindahan yang Tersembunyi
BACA JUGA:Rekomendasi Jalur Pendakian Gunung Singgalang: Menikmati Pemandangan Puncak yang Memesona
--
Selain keindahan alamnya, Gunung Patah juga menjadi habitat bagi berbagai fauna dan flora langka.
Salah satunya adalah bunga Rhododendron atau Azalea, yang pertama kali ditemukan oleh peneliti LIPI, Imawan Hidayat, yang menduga bunga ini merupakan tumbuhan endemik Gunung Patah.
Bunga Rhododendron, yang juga dikenal sebagai Kadudampit, hanya tumbuh di ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut.
Di kawasan ini, pendaki juga dapat menemukan semak cantigi gunung, pohon panjang umur, kantung semar, anggrek hutan, dan edelweiss.
Selain itu, tumbuhan khas Bengkulu, seperti bunga Raflessia Arnoldi, juga tumbuh di sini.
Gunung Patah juga menjadi rumah bagi berbagai spesies mamalia, seperti owa, siamang, rusa, beruang madu, macan tutul, dan harimau Sumatera.