Ia menyatakan bahwa batu "kujang" tersebut masih memiliki kulit luar yang utuh seratus persen, tanpa jejak pemangkasan, dan dengan demikian sangat tipikal sebagai produk alamiah.
Sujatmiko juga menepis pendapat yang menyatakan bahwa batu tersebut mengandung serat kawat sebagai sesuatu yang tidak masuk akal.
Perdebatan ini menunjukkan betapa kontroversialnya temuan-temuan di situs Megalitikum Gunung Padang.
Apakah batu berbentuk kujang tersebut merupakan pusaka peninggalan leluhur atau hanya sekedar batu yang terbentuk secara alami? Kedua belah pihak tampaknya harus bersabar menanti hasil uji pemindaian terhadap "Kujang Gunung Padang" di laboratorium untuk mendapatkan jawaban yang lebih pasti.
Hingga saat itu tiba, perdebatan tentang situs ini akan terus bergulir, mengundang rasa penasaran dan antusiasme dari berbagai kalangan, baik akademisi maupun masyarakat umum.