Proses tenggelamnya Sundaland ini membawa dampak besar bagi flora dan fauna yang ada di wilayah tersebut.
Beberapa spesies unik yang dulunya hidup di Sundaland, seperti Gigantopithecus Blacki (panda purba) dan berbagai megafauna lainnya, diperkirakan punah akibat perubahan lingkungan yang drastis ini.
Hilangnya daratan besar ini juga mengakibatkan fragmentasi habitat, yang mempengaruhi evolusi dan persebaran spesies-spesies yang ada di wilayah tersebut.
Sundaland: Tempat Asal Usul Manusia Modern?
Salah satu hal yang membuat Sundaland sangat menarik adalah perannya sebagai salah satu tempat asal manusia modern.
Diperkirakan, hominid yang bermigrasi dari Afrika sekitar 60.000 tahun lalu menggunakan Sundaland sebagai jalur migrasi menuju Asia, Australia, dan Eropa.
Jejak-jejak arkeologis menunjukkan bahwa manusia purba telah menghuni wilayah ini jauh sebelum Sundaland tenggelam, dan mereka mungkin telah menyaksikan perubahan dramatis pada lanskap ini seiring dengan naiknya permukaan laut.
Kaitan dengan Legenda Atlantis
BACA JUGA:Gunung Padang, Warisan Megalitikum di Indonesia, Benarkah Lebih Tua dari Piramida Giza?
Sundaland sering dikaitkan dengan legenda Atlantis, benua yang hilang yang disebutkan oleh Plato dalam tulisannya.
Plato menggambarkan Atlantis sebagai sebuah benua yang maju secara teknologi dan budaya, namun akhirnya tenggelam ke dasar laut akibat bencana alam.
Meski demikian, belum ada bukti ilmiah yang kuat yang dapat menghubungkan secara langsung Sundaland dengan Atlantis.
Kaitan ini lebih bersifat spekulatif dan menjadi topik yang menarik bagi para peneliti dan pecinta misteri.
BACA JUGA:Fenomena Batu Tapak Harimau di Situs Gunung Padang, Misteri Alam atau Jejak Sejarah?