Nama Champa sendiri berasal dari bahasa Vietnam, Chiem Thanh, yang merujuk pada kerajaan yang pernah menguasai wilayah Vietnam Tengah dan Selatan dari abad ke-7 hingga 1832.
Mak Lampir awalnya adalah seorang perempuan cantik jelita dan putri dari kerajaan tersebut. Perubahan dari seorang putri menjadi sosok yang dikenal sebagai Mak Lampir dipicu oleh rasa sakit hati.
Hubungan cintanya dengan seorang pria bernama Datuk Panglima Kumbang tidak direstui oleh keluarganya.
Karena sakit hati, Siti Lampir pergi bertapa ke Gunung Marapi, di mana ia bertemu dengan seorang yang sangat sakti yang kemudian menjadi gurunya.
BACA JUGA:Wisata Seru di Cilegon: Dari Pantai hingga Pegunungan
Dari guru ini, ia mempelajari ilmu kesaktian hingga menjadi sangat kuat. Nama Mak Lampir diberikan oleh warga sekitar gunung yang ketakutan mendengar tentang sosoknya yang mengerikan.
Meskipun tidak mendapat restu dari keluarga Datuk Panglima Kumbang, Mak Lampir terus mencari pujaan hatinya. Namun, ia tidak pernah berhasil bertemu dengannya sampai akhirnya mereka bertemu di medan pertempuran.
Sayangnya, Datuk Panglima Kumbang tewas dalam pertempuran tersebut. Kesedihan mendalam membuat Mak Lampir berusaha menghidupkan kembali orang yang dia cintai.
Ia melakukan pertapaan dengan satu syarat: wajahnya akan berubah menjadi buruk rupa. Demi cintanya, Mak Lampir menerima syarat tersebut dan melakukan pertapaan.
BACA JUGA:Menjelajah Wisata Buken Purwokerto, Keindahan Danau dan Serunya Berenang di Pegunungan!
Namun, ketika Datuk Panglima Kumbang hidup kembali, ia tidak mengenali Mak Lampir dan menganggapnya sebagai sosok setan yang membawa malapetaka ke desa.
Kecewa dan marah, Mak Lampir akhirnya menjadi sosok yang benar-benar jahat dan memerangi kebaikan.
Transformasinya dari putri yang cantik menjadi sosok yang ditakuti merupakan salah satu legenda paling terkenal di kawasan Gunung Marapi dan sekitarnya.