Pikul Agama

Rabu 07 Aug 2024 - 20:44 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Thom Yorke

BACA JUGA:Beri Wawasan dan Keterampilan Pengelola Home Stay

Maka begitu keluar ke jalan besar –saya lupa nama jalan itu– saya serahkan posisi saya ke yang lain. Saya berjalan di sebelahnya.

Ingatan saya juga ke pelajaran pertama saat di pesantren dulu: kitab Arbain. Yakni kumpulan 40 ucapan penting Nabi Muhammad yang dihimpun dalam kitab Arbain. Semuanya hadis yang kuat –terlihat dari siapa penghimpunnya: Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Salah satu yang selalu terngiang dari Arbain adalah ucapan Nabi yang satu ini: innamal a'malu binniyat. Semua perbuatan itu tergantung pada niatnya.

Niat apakah yang muncul di lubuk hati saya saat memandu Dewa Cheng Ho itu? Biarlah hanya saya dan arwah Cheng Ho yang tahu. Kalau Tuhan kan sudah Mahatahu.

BACA JUGA:Bentuk Satgas Penanggulangan Illegal Drilling

Ingatan saya lainnya adalah: halaman Rumah Gadang yang tidak kalah cantik di Surabaya. Sekitar 100 teman saya pasti lagi senam-dansa di sana. Pagi itu saya absen. Sedih. Maka saya bertekad: akan terus berjalan kaki, ikut arak-arakan Cheng Ho ini, sampai Kelenteng Agung Sam Poo Kong. Itu berarti sekitar 6 km. Bisa menjadi pengganti senam-dansa.

Saya menyesal: mengapa tadi malamnya tidak naik panggung. Lalu senam dansa di atas panggung. Yakni di resepsi ulang tahun kedatangan Cheng Ho yang di halaman depan Kelenteng Tay Kak Sie.

Padahal penyanyinya keren semua: Tommy Su dan Sianne. Kan saya bisa minta mereka menyanyikan lagu Xiao Ping Guo atau Mei Hua yang saya bisa gerakan dansanya.

Malam itu praktis "malam tidak tidur" di Tay Kak Sie. Sepanjang malam orang berdatangan untuk sembahyang. Juga sibuk mempersiapkan arak-arakan keesokan harinya. Banyak yang terus latihan atraksi di halaman kelenteng.

BACA JUGA:Jejak Mistis di Puncak Binaiya: Keberanian yang Berakhir Tragis

Malam itu sekitar 400 dewa dari berbagai kelenteng Indonesia didatangkan ke Tay Kak Sie. Mereka meletakkan dewa-dewa mereka di altar besar. Sebelum subuh dewa-dewa itu diturunkan, dimasukkan tandu masing-masing untuk diarak ke Kelenteng Agung Sam Poo Kong.

"Di mata orang Tionghoa, Cheng Ho itu siapa?" tanya saya pada Novi.

"Di mata kami Cheng Ho itu dewa," jawabnyi.

Tentu banyak pandangan tentang siapa Cheng Ho. Saya juga banyak membaca literatur tentang pelaut agung itu. Saya sudah ke pelabuhan pembuatan kapal-kapal Cheng Ho di Tiongkok sana.

BACA JUGA:Sumpah Darah: Malam Penuh Ketakutan di Puncak Bukit

Kategori :

Terkait

Selasa 12 Nov 2024 - 19:55 WIB

Trump dan Putin Bermain Logika

Selasa 12 Nov 2024 - 19:52 WIB

Kawin Thinking

Selasa 12 Nov 2024 - 19:51 WIB

Momen Bangkitkan Potensi Daerah

Selasa 12 Nov 2024 - 19:49 WIB

Gaungkan Nilai Kepahlawanan dan Inovasi

Senin 11 Nov 2024 - 20:01 WIB

Komitmen Dukung Program 3 Juta Rumah