Salah satu eksperimen yang diulas dalam buku ini adalah eksperimen penembakan meriam secara vertikal dan horizontal ke segala arah, yang menurut Dubay membuktikan bahwa Bumi tidak bergerak.
William Carpenter, dalam bukunya 100 Proofs the Earth is Not a Globe, juga dikutip dalam buku ini. Carpenter menganggap gerakan Bumi sebagai sesuatu yang tidak masuk akal dan kekonyolan belaka.
Dubay mengumpulkan berbagai bukti untuk mendukung pandangannya, termasuk diskusi tentang kaki langit yang selalu horizontal, non-kurvatur Bumi yang dapat diukur, hingga fenomena alam seperti mercusuar dan jalur kereta api yang menurutnya membuktikan bahwa Bumi itu datar.
Dubay juga mengklaim bahwa pilot dan pelaut telah membuktikan kebenaran Bumi datar, serta menyangkal keberadaan Kutub Selatan.
Ia juga mengajukan argumen bahwa fenomena alam seperti matahari tengah malam di Arktika dan Antartika mendukung pandangan geosentris.
Menurutnya, bulan menghasilkan cahaya sendiri dan semi-transparan, sementara kedudukan matahari dan bulan yang beroposisi dianggapnya seimbang.
Salah satu bagian yang paling kontroversial adalah ketika Dubay menyatakan bahwa Bumi bukanlah planet, dan bahwa planet-planet sebenarnya adalah bintang.
Ia juga menyangkal keberadaan relativitas dan gravitasi, serta menganggap gerhana total sebagai hasil manipulasi pikiran.
BACA JUGA: Misteri Para Penghuni Pemujaan di Gunung Padang Akhirnya Terkuak, Ini Penjelasannya!
Buku ini juga menelusuri konspirasi global yang lebih besar, termasuk dugaan kebohongan NASA mengenai pendaratan di Bulan dan Mars, serta teori evolusi yang menurut Dubay adalah kebohongan besar.
Dalam pandangannya, manusia kera, dinosaurus, dan manusia raksasa tidak pernah ada, dan semua ini adalah bagian dari rencana besar untuk menipu umat manusia.
Membaca The Flat Earth Conspiracy dapat menjadi pengalaman yang menantang bagi siapa saja yang ingin mempertimbangkan pandangan yang berbeda dari mainstream.
Buku ini, meskipun penuh dengan teori-teori yang bisa membuat pembaca tersenyum geli, juga bisa menginspirasi perenungan mendalam tentang apa yang dianggap sebagai kebenaran.
Buku ini ditulis dengan bahasa yang populer dan mudah dicerna, meskipun beberapa kutipan panjang dapat membuat pembaca merasa jenuh.
BACA JUGA:Menguak Misteri Gunung Padang, Benarkah Ibu Peradaban Dunia? Ini Jawabannya!