Di Inangwatan, papeda biasa dimakan perempuan sebagai obat pereda nyeri saat ditato.
Papeda juga merupakan makanan penting dalam siklus hidup masyarakat Nuaul Pulau Seram Provinsi Maluku.
Papeda yang hadir sebagai Sonar Monne, makanan ini merupakan hidangan ritual untuk merayakan masa pubertas gadis tersebut.
Namun di suku Nuaulu dan Wauru, wanita yang sedang menstruasi dilarang memasak papeda karena dianggap tabu.
BACA JUGA:Mengenal Bekamal, Kuliner Khas Desa Tamansuruh yang Unik dan Lezat!
Cara Makan Papeda
Berbeda dengan bubur biasa, papeda dimakan dengan menggunakan garpu atau sumpit khusus.
Dengan menggunakan garpu atau sumpit, gulung daging papeda menjadi potongan besar dan letakkan di atas piring.
Papeda bisa dimakan dengan kuah kuning.
BACA JUGA:Wajib Dicoba, 7 Wisata Kuliner di Merangin yang Terkenal
Papeda kenyal dan lengket sehingga tidak perlu dikunyah. Cukup teguk dan telan.
Papeda juga mempunyai filosofi yang mendalam.
Papeda biasanya disajikan dengan helai atau hote dan dimakan oleh seluruh keluarga.
Untaian adalah peralatan kayu tradisional untuk menyajikan papeda.
Saat ini, hote adalah piring kayu tempat makan papeda.
BACA JUGA:Kuliner Autentik Sulawesi Selatan, Dari Coto Makassar hingga Es Pisang Ijo!