KORANPAGARALAMPOS.CO - Sejarah Filosofi Papeda
Papeda dikenal luas di kalangan masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani, Danau Alsoo, dan Manokwari.
Makanan ini sering dihidangkan pada acara-acara penting di Papua, Maluku, dan sekitarnya.
Secara historis, sagu sangat dihargai oleh masyarakat Papua.
Sagu tidak hanya sekedar makanan, tetapi juga memiliki kaitan dengan sejarah umat manusia.
Oleh karena itu, ketika sagu dipanen secara massal, masyarakat setempat mengadakan upacara khusus untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen tersebut.
Sagu ini mampu memenuhi kebutuhan seluruh keluarga di wilayah ini.
Hidangan khas Papua ini sering dihidangkan pada berbagai upacara adat seperti Watani Kame.
BACA JUGA:Mengenal Papeda. Yuk Kita Kulik Makanan Khas dari Papua. Ternyata Ini Sejarahnya!
Ritual ini merupakan tanda berakhirnya siklus kematian seseorang.
Makanan ini sebenarnya dibagikan kepada mereka yang membantu dalam ritual tersebut.
Selain kematian, papeda juga menjadi sajian penting dalam upacara kelahiran anak pertama di Inanwatan, Sorong Selatan, Papua Barat.
Dalam upacara ini, papeda biasanya disajikan dengan daging babi.
BACA JUGA:Bakso Krikil dan Ide Usaha Kuliner Khas Kota Magelang Ini