Suku Baduy menganut agama Sunda Wiwitan, yaitu pemujaan terhadap roh leluhur yang suci.
Mereka percaya bahwa nenek moyang mereka adalah keturunan langsung Prabhu Siliwangi, raja kerajaan Pajajaran.
Mereka juga percaya bahwa mereka mempunyai tugas suci untuk menjaga keseimbangan alam dan kehidupan.
Masyarakat Baduy luar menganut agama Islam yang telah mereka anut sejak abad ke-16.
BACA JUGA:Doctor Cha, Drakor Tentang Orang Ketiga yang Hangat dan Penuh Luka
Mereka mengikuti ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadis serta menjalankan ritual keagamaan seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
Namun mereka tetap menghormati kepercayaan masyarakat Badui dan tidak memaksakan agamanya kepada mereka.
Tradisi
Perbedaan suku Baduy dalam dan luar juga tercermin dari tradisi yang mereka anut.
BACA JUGA:Perlu Tahu! 6 Tips Menghilangkan Bau Mulut,Agar Kamu Lebih Percaya Diri.
Masyarakat Baduy memiliki tiga desa: Chikeusik, Sibeo, dan Cikeltawana yang mempunyai misi menyediakan kebutuhan dasar seluruh masyarakat.
Desa-desa ini dipimpin oleh Poun sebagai pemimpin tertinggi adatnya, didukung oleh Jaro sebagai wakilnya.
Mereka menganut sistem kekerabatan patrilineal menurut garis keturunan ayahnya.
Badui Luar mempunyai 22 desa yang mengelilingi desa Badui Dalam dan dipimpin oleh Jaro Tantu sebagai pemimpin adatnya.
BACA JUGA:Perburuan Kepala Manusia? Inilah 5 Ritual Besar dan Utama Suku Dayak
Desa-desa ini mempunyai tugas melindungi dan membela masyarakat Badui dari gangguan luar.