Lapisan megalitik paling atas terdiri dari kolom batu, dinding, jalan setapak, dan ruang.
Di bawah lapisan ini terdapat lapisan kedua yang berada sekitar 1-3 meter di bawah permukaan.
Sebelumnya, lapisan ini dianggap sebagai formasi batuan alami, namun penelitian terbaru mengungkapkan bahwa itu sebenarnya merupakan susunan batuan kolumnar yang tersusun dalam struktur matriks.
Lapisan ketiga dari struktur ini mengungkapkan adanya rongga atau ruang bawah tanah yang memanjang hingga kedalaman 15 meter.
BACA JUGA:Yuk Catat Guys, Berikut Ini Dia 7 Cara Sederhana Menghindari Mabuk Perjalanan Saat Bepergian
Ruang ini terletak di atas lapisan terendah, yang terbuat dari batuan basal 'lidah lava'.
Menurut penanggalan radiokarbon, lapisan pertama mungkin berusia sekitar 3.500 tahun, lapisan kedua sekitar 8.000 tahun, dan lapisan ketiga antara 9.500 hingga 28.000 tahun.
Implikasi dan Kontroversi
Penelitian ini dipimpin oleh Danny Hilman Natawidjaja, seorang ahli geofisika dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
BACA JUGA:Sinopsis Island, Drama Pertarungan Lawan Iblis di Pulau Jeju
Natawidjaja mengusulkan bahwa situs kuno ini mungkin memiliki dasar agama dan berfungsi sebagai tempat pemujaan atau ritual.
"Ini adalah candi yang unik," kata Natawidjaja, menggambarkan pentingnya temuan ini dalam konteks sejarah peradaban manusia.
Namun, meskipun temuan ini sangat menarik, beberapa ilmuwan lain masih meragukan dan terus meneliti berbagai kemungkinan tentang Gunung Padang.
Perdebatan ilmiah ini mencakup pertanyaan tentang interpretasi data, metodologi penelitian, dan kemungkinan adanya struktur serupa di lokasi lain.
BACA JUGA:Kalian Sering Mabuk? Ini Dia 5 Tips Terbukti Untuk Menghindari Mabuk Perjalanan dan Mual!
Relevansi dan Pengaruh Global