Gunung Padang sebenarnya lebih tepat disebut sebagai bukit, dengan ketinggian sekitar 885 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kompleks utamanya diperkirakan memiliki luas sekitar 900 meter persegi, dengan total area mencapai sekitar 3 hektar.
Dilansir dari laman Gunung Padang, situs ini pertama kali dilaporkan oleh Nicolaas Johannes Krom sekitar tahun 1914.
Tulisan kisahnya ini dimuat dalam Buletin Dinas Kepurbakalaan, dengan berjudul Rapporten Oudheidkundige Dienst.
BACA JUGA:Mehdi Taremi Nyekor 3 Kali dalam 2 Laga Inter Milan di Uji Coba Klub Liga Italia
Krom adalah seorang arkeolog yang memainkan peran penting dalam penelitian awal mengenai Gunung Padang.
Punden berundak adalah jenis bangunan megalitik yang terdiri dari teras-teras yang disusun secara berjenjang.
Di Gunung Padang, terdapat lima teras yang tersusun dari batu-batu besar dengan berbagai ukuran.
Keunikan Gunung Padang
BACA JUGA:Protes Ilmuwan Terhadap Penjegalan Riset Gunung Padang oleh Pihak Asing, Ada Apa?
Salah satu keunikan dari Gunung Padang adalah susunan batu-batu besar yang membentuk teras-teras tersebut.
Batu-batu ini disusun tanpa menggunakan bahan perekat, namun tetap kokoh meski telah berusia ribuan tahun.
Banyak yang percaya bahwa situs ini dibangun oleh masyarakat prasejarah sebagai tempat ritual dan pemujaan terhadap leluhur.
Selain itu, Gunung Padang juga memiliki nilai sejarah dan arkeologi yang tinggi.
BACA JUGA:Drakor Vigilante, Aksi Nam Joo Hyuk Menghakimi Penjahat yang Lolos dari Hukum
Penelitian-penelitian terbaru mengungkapkan bahwa situs ini mungkin lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya, dengan beberapa lapisan yang menunjukkan tanda-tanda keberadaan manusia sejak ribuan tahun sebelum Masehi.