Teori konspirasi pasti muncul dalam benak banyak pihak. Para analis akan menuju kesana semua. Apalagi, rata-rata pelaku: mulai dari JFK, RFK, hingga Donald Trump (DT), berusia muda, "relasi politik" minim, dan masih belum memiliki "ketebalan", serta fanatisme yang 'mendaging'.
Terlepas dari itu semua. Setiap figur populer, termasuk yang berkaitan dengan jabatan publik. Pasti memiliki "political risk", tak terkecuali Donald Trump.
Apalagi Donald Trump, yang memiliki "Trump Tower" (58 lantai), seperti diceritakan dalam buku "Melania Trump, The Un-authorized Bioghraphy", karya Bojan Pozar dan Igor Omerza. Donald Trump tidak terlalu suka dengan 'protokoler' , yang diperlihatkannya saat kampanye, dan setelah menjadi Presiden AS 2017-2021.
Sering mengadakan rapat Kabinet di Trump Tower, terletak di 'Fifth Avenue' (Manhattan), yang Bojan Pozar dan Igor Omerza gambarkan sebagai "Gedung Putih" mini. Tentu rentan dengan "political risk", dan membutuhkan pengamanan ekstra untuk keselamatan Presiden.
BACA JUGA:Jelajah Wisata Religi: Inilah 5 Tempat Wisata Religi di Lombok yang Wajib Kamu Kunjungi, Ada Apa?
Sejalan dengan itu, Condoleeza Rice, mantan Menteri Luar Negeri AS (2005-208), era Presiden George W. Bush, dalam buku 'best seller', "Political Risk" mengingatkan. Risiko politik, saat ini banyak dimunculkan oleh pelaku yang sangat beragam (various). Tidak ada pilihan yang aman.
Peristiwa, John F. Kennedy, lalu sang adik Robert F. Kennedy, dan terakhir pekan lalu, calon Capres AS Donald Trump ditembak pemuda 'mentah', yang sulit dicarikan alasannya. Apa masalah dia dengan Donald Trump. Itulah risiko politik, dan alasan 'teori konspirasi', selalu saja mengemuka.* (Sabpri Piliang).