KORANPAGARALAMPOS.CO - Kue Tradisional Bugis Makassar yang Penuh filosofi luhur Soal harga diri.
Pada zaman dahulu di Sulawesi Selatan, keluarga Raja ingin hidangan penutup yang manis dan bahannya mudah ditemukan.
Akhirnya warga mencoba mengolah sebuah kue berbahan dasar pisang.
Setelah jadi kue, olahan pisang tadi diberikan kepada keluarga Raja.
Kue itu akhirnya diberi nama Barongko serta menjadi makanan mewah di lingkungan kerajaan saat itu, rakyat jelata belum bisa mencicipi kue Barongko.
Keluarga Raja sangat suka dengan Barongko dan penasaran dengan asal usul nama kue itu.
Warga pun memberi tahu bahwa Barongko singkatan dari (Barang ku ji Kuroko')artinya barangku sendiri yang kubungkus.
Karena kue itu berasal dari pisang juga dibungkus dengan daun pisang.
BACA JUGA:Menikmati Kebumen, 5 Wisata Selain Pantai yang Wajib Dikunjungi!
Makna dari kata (Barangku ji Kuroko')yaitu membungkus atau menjaga harga diri merupakan amalan dari nilai Siri tujuannya untuk menjaga harkat dan martabat diri sendiri dan menjaga nama baik keluarga.
Nilai filosofis selanjutnya dari Barongko yaitu apa yang terbungkus di dalam sama dengan yang tampak di luar artinya pikiran dan perasaan manusia harus selaras dengan tindakannya.
Barongko juga disebut sebagai kue kejujuran.
Jenis pisang yang baik digunakan untuk membuat Barongko yaitu pisang kepok atau utti manurung.
BACA JUGA:Dari Kebun Teh Hingga Air Panas, Wisata Lengkap di Pangalengan Bandung!