KORANPAGARALAMPOS.CO- Tato henna adalah cara populer untuk menggambar di kulit guna mempercantik penampilan.
Meski sering dianggap alami, tambahan pewarna pada tato henna bisa menyebabkan reaksi alergi kulit.
Henna (Lawsonia inermis) merupakan tanaman yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis, seperti Asia dan Afrika.
Daunnya sering dikeringkan dan diolah menjadi pewarna alami untuk rambut dan kuku atau tinta tato temporer.
BACA JUGA:Tingkatkan Layanan Kesehatan Masyarakat
Di Indonesia, henna lebih dikenal sebagai inai atau pacar. Selain sebagai pewarna rambut dan kuku, henna juga sering digunakan untuk menghias kulit dalam upacara pernikahan di beberapa daerah di Indonesia.
Bahan yang Berbahaya dalam Tato Henna dan Efeknya pada Kulit
Warna asli yang dapat dihasilkan oleh daun henna adalah perpaduan antara jingga, cokelat, dan juga merah.
Namun, tinta tato temporer yang sering dipasarkan sebagai berbahan dasar henna sering kali berwarna hitam.
BACA JUGA:3 Manfaat Kesehatan Dari Daun Singkong Dan Cara Mengolahnya
Untuk mendapatkan warna hitam pekat pada tato henna, sering ditambahkan zat pewarna lain.
Salah satu zat kimia yang sering digunakan adalah tar batu bara atau PPD (p-phenylenediamine).
Pada beberapa orang, penggunaan PPD pada kulit dapat menimbulkan reaksi alergi yang muncul antara hari pertama hingga tiga minggu setelah pemakaian tato henna.
Reaksi alergi kulit dapat menyebabkan peradangan dengan gejala seperti gatal, ruam kemerahan, kulit memudar, hingga peningkatan sensitivitas terhadap sinar matahari.
BACA JUGA:5 Risiko Kesehatan Dari Konsumsi Berlebihan Sosis