Selain pertanian, sebagian masyarakat Tobalo juga bergerak di bidang hortikultura dan produksi gula aren.
Kegiatan pertanian di sawah biasanya dilakukan oleh kepala keluarga atau orang terkuat dalam suku.
Saat ini, anak laki-laki bertugas berkebun, dan perempuan dalam keluarga bertanggung jawab memproduksi gula aren.
BACA JUGA:Kisah di Balik Daun-daun, Misteri Suku Paloh di Jantung Hutan Kalimantan
Sistem Kepercayaan Masyarakat Tobaro
Sistem keagamaan yang dianut masyarakat Tobaro adalah Islam. Masyarakat Tobalo beribadah sesuai perintah al-Quran dan Hadits.
Selama bulan suci Ramadhan, masyarakat Tobaro juga menjalankan puasa dan zakat sesuai syariat Islam.
Saat Idul Fitri tiba, masyarakat Tobalo pun ikut merayakannya bersama masyarakat setempat.
BACA JUGA:Jejak Masyarakat Terpencil, Misteri Suku Paloh dalam Kebelantaraan Kalimantan
Tradisi Tobalo
Masyarakat Tobalo menganut agama Islam, namun dengan ketat menjalankan ritual nenek moyangnya. Salah satu ritual yang biasa dilakukan masyarakat Tobaro adalah tari Sele Api.
Tari Sele Api dibawakan di atas bara api. Tarian ini merupakan ritual budaya suku Tobalo yang mengungkapkan kegembiraan Tuhan atas kelahiran putra atau putri kepala suku Tobalo.
Ada yang mengatakan ritual ini merupakan ekspresi kegembiraan atas panen yang baik.
BACA JUGA:Menjelajahi Kehidupan Terisolasi, Cerita Misteri Suku Paloh dari Kalimantan
Oleh karena itu, tari Sele Api sering dipadukan dengan ritual lain yang disebut mappadendan (pesta panen).
Sistem Kekerabatan dan Hubungan Sosial pada Masyarakat Tobalo