Begitu sampai Los Angeles rasanya sudah pulang sampai Asia. Apalagi saya bermalam di kawasan San Gabriel --melewati begitu banyak papan nama dalam huruf Mandarin.
Di Los Angeles saya banyak pikiran. Mau tinggal di rumah teman lama atau di teman baru. Akhirnya saya bermalam di hotel. Adil --menurut segala macam kitab suci.
Kawan baru ngotot saya tinggal di rumahnya. Pun kawan lama. Anda kenal keduanya.
Butche, si teman baru pernah beberapa kali podcast dengan Norma Sanger, salah satu isteri Bung Karno yang masih hidup.
BACA JUGA:Drama Mom Don't Do That!, Upaya Mei Mei Dalam Menikah Lagi
Dia tinggal di LA. Butche meski sudah warga negara AS selalu tampil di acara-acara di Amerika dengan pakaian adat Indonesia.
Ia lahir di Biak, tapi saya lupa bertanya marga Tionghoanya apa.
Sedang teman lama saya, Anda lebih tahu lagi: drg Irawan. Juga sudah warga Amerika. Tapi cintanya pada Indonesia luar biasa.
Ia menerbitkan majalah bulanan Indonesia Media --berbahasa Indonesia. Sampai sekarang. Masih terbit dalam bentuk cetak.
BACA JUGA:Billboard Digital di Perempatan Pasar Dempo Permai Mati
Sejak saya masih di Kansas drg Irawan terus memonitor perjalanan saya sudah sampai di mana. Bahkan ketika saya sudah sampai San Diego drg Irawan sudah mulai bertanya saya harus disiapkan menu halal apa saja.
Tapi saya juga punya teman yang lebih baru lagi. Lebih muda. Melenial. Sudah sembilan tahun di Los Angeles. Berarti sudah 14 tahun di Amerika --kalau dihitung sejak ia kuliah di Savanah, Georgia.
Namanya: Kevin Herjono. Umur 31 tahun. Masih jomblo. Asal Semarang. Kevin kerja Walt Disney. Tepatnya di Lucas Film, anak perusahaan grup Disney --yang memproduksi Star Wars, Captain America, Marvel, Micky Mouse dan film-film lain kesukaan Anda itu. Kevin di bagian special effect.
Kevin anak tunggal --mamanya sering menengoknya ke Amerika. Di Amerika ia dipanggil Kevin, tapi di sekolahnya dipanggil Jono.
BACA JUGA:Ketika Gagal Minting Runes, Bitcoin Senilai Rp1,5 Triliun Lenyap: Sebuah Tragedi di Dunia Kripto