KORANPAGARALAMPOS.CO - PT. Khau Bata Tbk (BATA), perusahaan sepatu yang sudah lama berdiri di Indonesia, baru-baru ini mengumumkan penutupan pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat.
Pada tahun 2000, Indonesia mengalami masa keemasannya.
Ada kalanya sepatu Bata begitu populer hingga dianggap hampir tidak bisa dipakai lagi, terutama oleh siswa sekolah dasar.
Bata memanfaatkan tren ini dengan mengiklankan sepatu barunya di majalah dan televisi, terutama menjelang dimulainya tahun ajaran baru.
BACA JUGA:Termasuk Pelanggaran dan Bisa Dikenai Denda? Ini Pasal yang Dikenakan Ketika Merokok Saat Berkendara
Sehingga menimbulkan kegembiraan dan tekanan positif bagi anak-anak untuk membeli sepatu baru saat liburan sekolah.
Mulai tahun 2020, situasi keuangan Bata mulai terpuruk, terpuruk selama empat tahun berturut-turut.
Perusahaan mengaku tidak dapat menanggung tunjangan pengangguran di pabriknya di Purwakarta karena kapasitasnya melebihi kebutuhan bisnis.
Perubahan cepat dalam persaingan dan perilaku konsumen akibat pandemi ini tidak akan mencegah perusahaan dari kerugian bisnis.
BACA JUGA:Memahami Matrik Bullish Bitcoin, Benarkah Tanda-tanda Bitcoin Akan Naik?
Menurun dari Rp106,12 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp51,23 miliar.
Sebelum negara merdeka), NV merupakan usaha sepatu pertama di Tanjung Priok yang bekerjasama dengan Netherlandch-Indisch.
Pemiliknya Tomas Bata mendirikan pabrik sepatu di perkebunan karet di Kalibata, Jakarta Selatan, pada tahun 1937 dan mulai berproduksi pada tahun 1940.
Pabrik Sepatu Purwakarta selesai dibangun pada tahun 1994. *